Angka itu kian mengecil pada bulan berikutnya. Padahal di awal September, Anies menjadi bakal capres pertama yang mendeklarasikan cawapres pilihannya yakni Cak Imin.
"Pada Agustus (sebelum deklarasi AMIN) elektabilitas Anies sebesar 19,7 persen. Pasca deklarasi (survei September) elektabilitas Anies sebesar 14.5 persen. Elektabilitas Anies menurun 5,2 persen, setelah deklarasi Muhaimin sebagai bakal cawapresnya," demikian yang disampaikan melalui pers rilis LSI Denny JA dikutip Suara.com, Senin (2/10/2023).
LSI Denny JA kemudian merangkum penyebab dari menurunnya elektabilitas Anies meski sudah mendapatkan dukungan dari PKB dan berpasangan dengan Cak Imin.
Faktor pertama ialah kritikan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) soal pemimpin yang tidak bisa memegang janji. Meskipun sudah lengser, namun kritikan SBY sebagai mantan presiden dua periode masih diperhitungkan oleh masyarakat.
![Pendiri Lingkaran Survei Indonesia LSI, Denny JA , [Suara.com/oke Atmaja]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2019/04/16/91585-denny-ja.jpg)
"Kritikan yang keras dari mantan presiden dua periode tentu bisa mempunyai efek pada persepsi yang berkembang di publik," ujarnya.
Faktor kedua yakni sosok Cak Imin yang ternyata kalah dari Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). Menurut hasil survei, popularitas atau pengenalan masyarakat terhadap AHY sebesar 65,9 persen. Sementara, popularitas Cak Imin sebesar 49 persen.
Survei LSI Denny JA kali ini dilaksanakan dari 4 hingga 12 September 2023. Sebanyak 1.200 responden dilibatkan dalam pengambilan sampel.
Survei dilakukan dengan metodologi multistage random sampling. Responden diwawancarai dengan cara tatap muka.
Baca Juga: LSI Denny JA: Elektabilitas Prabowo Kalahkan Ganjar di Jawa Barat, Jawa Timur dan Banten