Survei Indikator Politik: Yusril Masuk Radar Sebagai 10 Nama Cawapres yang Dinilai Pantas Dampingi Prabowo

Iwan Supriyatna Suara.Com
Senin, 02 Oktober 2023 | 05:56 WIB
Survei Indikator Politik: Yusril Masuk Radar Sebagai 10 Nama Cawapres yang Dinilai Pantas Dampingi Prabowo
Bakal capres Prabowo Subianto usai mengikuti acara deklarasi dukungan kepada dirinya yang dilakukan Partai Gelora di Djakarta Theater, Sabtu (2/9/2023). [Suara.com/Bagaskara]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Hail survei Indikator Politik Indonesia menunjukkan elektabilitas bakal calon presiden (bacapres) yang diusung Koalisi Indonesia Maju (KIM) Prabowo Subianto unggul signifikan di Jawa Barat (Jabar) dan Banten ketimbang Anies Rasyid Baswedan dan Ganjar Pranowo.

Di Jabar, elektabilitas Prabowo mencapai raihan tertinggi sebesar 45,7 persen. Kemudian disusul Anies dengan 25,4 persen dan Ganjar 24 persen.

Menurut Direktur Eksekutif Indikator Politik Burhanuddin Muhtadi di Jabar Prabowo unggul telak. Sementara di Banten, Prabowo juga unggul meski keunggulannya tidak signifikan melawan Anies. Ganjar tertinggal. Prabowo meraih 38,6 persen, Anies 33,1 persen, dan Ganjar 22,9 persen.

Hasil survei juga menunjukkan sejumlah nama yang pantas mendampingi bacapres Prabowo. Berdasarkan hasil survei Yusril Ihza Mahendra masuk radar sebagai sepuluh nama calon wakil presiden (cawapres) yang pantas mendampingi Prabowo.

Baca Juga: Soal Rumor Gibran Cawapres Prabowo Subianto, PDIP: Tanyakan Saja, Mau atau Enggak?

Hasil survei Indikator memperlihatkan di antara bacapres lainnya, Yusril merupakan figur bacawapres paling berpengalaman serta dinilai paling cerdas dan pintar.

Direktur Eksekutif Indonesian Presidential Studies (IPS), Nyarwi Ahmad menyebut, Prof Yusril adalah profesional serta birokrat teruji sejak era Orde baru (Orba) hingga era Reformasi. Dengan demikian Yusril cukup kenyang asam garam perpolitikan Tanah Air.

"Profesor Yusril saat ini ketua umum partai politik yang bergabung dalam Koalisi Indonesia Maju," papar Nyarwi, ditulis Senin (2/10/2023).

Nyarwi menambahkan, Presiden Joko Widodo punya efek dalam menentukan siapakah cawapres Prabowo. Karena, itu adalah keputusan level elit. Dan, Jokowi adalah pimpinan di lingkar ketua umum parpol koalisi pemerintah.

"Ingat, Jokowi memiliki posisi sebagai ketua dari para ketua umum parpol yang saat ini mendukung pemerintahan. Termasuk Prabowo yang juga Ketua Umum Partai Gerindra," paparnya.

Baca Juga: Survei Indikator: Elektabilitas Ganjar Di Jatim Menang Telak, Prabowo-Anies Terkapar

Dari rekam jejak digital, Presiden Jokowi pernah menyatakan dukungan agar Yusril menjadi capres atau cawapres. Hal itu disampaikan Jokowi dalam Rapat Koordinasi Nasional dan Musyawarah Dewan Partai Partai Bulan Bintang (PBB) di Kelapa Gading, Jakarta Utara.

Tiba-tiba, Jokowi dalam sambutan, menyatakan dukungan kepada Yusril untuk menjadi capres atau cawapres dalam perhelatan pemilihan presiden (Pilpres) 2024-2029.

"Beliau punya pengalaman panjang, saya mendukung lho kalau Yusril di 2024 nanti dicalonkan capres atau cawapres. Ini serius, serius," kata dia.

Menurut Jokowi, tugas PBB saat ini, adalah mencari 'kendaraan' politik agar mampu memenuhi syarat pencalonan minimal 20 persen.

"Ya tugasnya di situ. Begitu dapat kendaraan saya dukung," ucap dia.

Selanjutnya, Jokowi membuka cerita lama kala dirinya akan mengikuti kontestati Pemilihan Wali Kota (Pilwalkot) Solo pada 2010. Ternyata, salah satu parpol pengusunya adalah PBB.

"Serius. Karena saya saat wali kota (Pilwalkot), salah satu partai yang mendukung saya saat itu adalah PBB. Saat presiden (pilpres) juga PBB. Jadi kalau saya dukung gantian enggak ada salahnya," lanjutnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI