Suara.com - Mayoritas warga Jawa Timur menginginkan organisaai Islam terbesar di Indonesia, Nahdlatul Ulama untuk bersikap netral di Pilpres 2024. Kendati demikian, ada juga warga Jatim lainnya yang merasa tidak masalah apabila NU berpihak.
Keinginan warga Jawa Timur itu terpotret dalam rilis survei Indikator Politik Indonesia di Jawa Timur pada 14-20 September 2023.
Misalnya, pada pertanyaan mengenai pendapat mana yang lebih sesuai dengan keinginan antara NU boleh berpihak ke salah satu capres cawapres atau harus netral, mayoritas warga Jatim menginginkan NU netral.
"62,9 persen responden menyatakan NU harus netral dan tidak berpihak kepada salah satu capres," kata peneliti utama Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi dalam paparannya secara daring, Minggu (1/10/2023).
Baca Juga: Megawati Sampai Melongo Dengar Isu Duet Capres Prabowo dan Cawapres Ganjar Pranowo
Sementara itu, sebanyak 20 persen tidak masalah bila kemudian NU berpihak atau mendukung capres atau cawapres tertentu.
"Tapi ada 20,0 persen responden di Jawa Timur yang mengatakan organisasi NU boleh-boleh saja mendukung atau berpihak kepada salah satu capres/cawapres tertentu. Tapi mayoritas memang menginginkan NU sebaiknya netral," ujar Burhanuddin.
Sementara itu, dalam survei terkait persepsi warga Jatim terhadap sikap NU dalam setiap gelaran pemilihan presiden, mayoritas beranggapan NU netral.
"Sebagian besar responden di Jawa Timur menganggap organisasi NU netral tidak berpihak 66,3 persen. Tapi ada 10.8 persen yang menurut responden mengatakan bahwa NU itu berpihak meskipun tidak secara resmi organisasi NU menyatakan keberpihakannya," tuturnya.
Sedangkan ada 10,4 persen yang mengatakan, NU berpihak kepada salah satu capres atau cawapres.
Baca Juga: Canda Hasto PDIP Dengar Gibran Ditawari Cawapres Prabowo: Mbak Puan Juga Ikut Melirik
Hasil serupa juga terpotret dalam survei bagaimana persepsi warga Jatim terhadap sikap NU di Pilpres 2024.
"Secara umum tidak ada bedanya. 63,3 persen repsonden di Jawa Timur itu mengatakan NU netral tidak berpihak," kata Burhanuddin.
"Tapi ada 12.1 persen responden yang mengatakan bahwa organisasi NU kaitannya dengan 2024 itu berpihak tapi tidak secara resmi menyatakan keberpihakannya dan hanya 10 persen di antara mereka responden yang mengatkan NU berpihak kepada salah satu capres/cawapres," sambungnya
Perlu diketahui, populasi survei ini adalah seluruh warga negara Indonesia di Jawa Timur yang punya hak pilih dalam pemilihan umum, yakni mereka yang sudah berumur 17 tahun atau lebih, atau sudah menikah ketika survei dilakukan.
Penarikan sampel menggunakan metode multistage random sampling. Dalam survei ini jumlah sampel sebanyak 1810 orang. Dengan asumsi metode simple random sampling, ukuran sampel 1810 responden memiliki toleransi kesalahan (margin of error--MoE) sekitar ±2.4% pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Sampel berasal dari seluruh Kabupaten/Kota di Jawa Timur yang terdistribusi secara proporsional.