Faktor pertama yang menjadikannya lebih baik dibanding kandidat lain, lantaran pernah ikut kontestasi pilpres dua kali dan selalu unggul di Jabar. Kemudian faktor yang kedua karena mesin partai Gerindra juga sudah relatif bergerak.
"Ditambah lagi ada pergerakan Dedi Mulyadi yang cukup massif dan all out mengampanyekan Prabowo dengan serangkaian event budayanya di sejumlah titik di Jawa Barat," kata Direktur Eksekutif Citra Komunikasi LSI Denny JA, Toto Izul Fatah.
Sedangkan, SMRC memotret khusus survei elektabilitas presiden di Jatim dengan melihat perkembangan pasangan Anies-Muhaimin (AMIN) yang dinilai memiliki basis massa kuat di wilayah tersebut.
""Kita bedah di Jawa Timur karena itu basis dari Cak Imin. Kalau di Jawa Timur terjadi perubahan signifikan, punya efek deklarasi itu terhadap peta kekuatan calon presiden di Jawa Timur, bisa kita berharap atau melihat kemungkinan di daerah lain juga akan terjadi kemungkinan perubahan itu," kata pendiri SMRC, Saiful Mujani, beberapa waktu lalu.
SMRC kemudian menilai deklarasi Muhaimin sebagai bakal cawapres Anies belum menunjukkan perkembangan positif, karena tidak langsung dirasakan elektabilitasnya oleh pasangan tersebut.
"Mungkin butuh waktu lagi untuk mengampanyekan pasangan AMIN ini. Setidak-tidaknya sampai survei terakhir ini, kita belum melihat adanya perkembangan positif terhadap pasangan AMIN ini," kata dia.
Sementara itu, New Indonesia Research & Consulting menilai bahwa elektabilitas Ganjar alami rebound setelah sempat anjlok pada survei Mei 2023. Sedangkan elektabilitas Anies Baswedan relatif membaik dan naik tipis dari survei bulan Juli.
"Adu kuat antara Prabowo dan Ganjar terus berlangsung, sedangkan Anies masih mengejar keduanya," kata Direktur Eksekutif New Indonesia Research & Consulting Andreas Nuryono.
Andreas mengemukakan, Ganjar memerlukan waktu hingga hampir setengah tahun untuk memulihkan kembali elektabilitas yang jeblok pascaheboh Piala Dunia U20.
Baca Juga: Survei SMRC: Ganjar-Mahfud Menang Telak Lawan Anies-Cak Imin dan Prabowo-Erick di Jawa Timur
"Arah pergeseran dukungan Jokowi yang tampak lebih mendukung Prabowo memberi insentif elektoral dengan terus melejitnya elektabilitas Prabowo," jelasnya.