Suara.com - Selama September 2023, sejumlah lembaga survei mengungkap hasil risetnya kepada publik. Lembaga survei tersebut melakukan penelitian tidak hanya mengambil sampel secara nasional.
Seperti Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA yang menyoroti hasil survei capres lembaganya di wilayah Jawa Barat (Jabar), kemudian Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) yang juga menyoroti hasil survei di Jawa Timur.
Selain memotret elektabilitas capres di dua lumbung besar suara di Pulau Jawa tersebut, Lembaga New Indonesia Research & Consulting menggelar survei secara nasional.
Periode survei yang dilakukan ketiga lembaga survei tersebut dilakukan pada waktu yang nyaris bersamaan, seperti LSI Denny JA yang menggelar kegiatan survei pada 10-19 September 2023, kemudian SMRC dilakukan dengan dua metode yakni melalui telepon pada 20-22 September 2023. Sedangkan New Indonesia Research & Consulting melakukannya pada periode 11-17 September 2023.
Baca Juga: Survei SMRC: Ganjar-Mahfud Menang Telak Lawan Anies-Cak Imin dan Prabowo-Erick di Jawa Timur
Hasil survei yang dilakukan LSI Denny JA memperlihatkan elektabilitas Prabowo Subianto unggul jauh dari dua capres lainnya, Ganjar dan Anies di Jawa Barat (Jabar). Secara perorangan, Prabowo Subianto memperoleh suara 46,1 persen, disusul Anies Baswedan 29,3 persen dan Ganjar Pranowo 18,4 persen.
Sementara untuk di Jawa Timur, berdasarkan survei SMRC, jika Ganjar Pranowo berpasangan dengan Mahfud MD akan berada di posisi teratas dengan perolehan 45 persen, kemudian Prabowo-Erick Thohir 28 persen dan Anies Baswedan-Muhaimin 12 persen.
Kemudian secara nasional, berdasarkan hasil survei New Indonesia Research & Consulting, Prabowo masih menempati posisi teratas dengan elektabilitas 27,8 persen, kemudian disusul Ganjar 25 persen dan Anies Baswedan 13,7 persen.
Beranjak dari hasil survei tersebut, dua capres diprediksi bakal bertarung ketat di Pilpres 2024, yakni Prabowo dan Ganjar.
Dari hasil suvei terlihat dominasi keduanya di dua 'lumbung suara' terbesar di Pulau Jawa. Prabowo unggul telak di Jabar, sedangkan Ganjar unggul di Jatim. Keunggulan kedua capres tersebut terletak pada kekuatan mesin politik yang bekerja.
Baca Juga: Hasil Survei Capres 2024 Terbaru: Elektabilitas Ganjar, Prabowo dan Anies Naik Turun
Dalam catatan LSI Denny JA, misalnya, Prabowo memiliki sejarah yang baik dalam Pilpres di Jabar.
Faktor pertama yang menjadikannya lebih baik dibanding kandidat lain, lantaran pernah ikut kontestasi pilpres dua kali dan selalu unggul di Jabar. Kemudian faktor yang kedua karena mesin partai Gerindra juga sudah relatif bergerak.
"Ditambah lagi ada pergerakan Dedi Mulyadi yang cukup massif dan all out mengampanyekan Prabowo dengan serangkaian event budayanya di sejumlah titik di Jawa Barat," kata Direktur Eksekutif Citra Komunikasi LSI Denny JA, Toto Izul Fatah.
Sedangkan, SMRC memotret khusus survei elektabilitas presiden di Jatim dengan melihat perkembangan pasangan Anies-Muhaimin (AMIN) yang dinilai memiliki basis massa kuat di wilayah tersebut.
""Kita bedah di Jawa Timur karena itu basis dari Cak Imin. Kalau di Jawa Timur terjadi perubahan signifikan, punya efek deklarasi itu terhadap peta kekuatan calon presiden di Jawa Timur, bisa kita berharap atau melihat kemungkinan di daerah lain juga akan terjadi kemungkinan perubahan itu," kata pendiri SMRC, Saiful Mujani, beberapa waktu lalu.
SMRC kemudian menilai deklarasi Muhaimin sebagai bakal cawapres Anies belum menunjukkan perkembangan positif, karena tidak langsung dirasakan elektabilitasnya oleh pasangan tersebut.
"Mungkin butuh waktu lagi untuk mengampanyekan pasangan AMIN ini. Setidak-tidaknya sampai survei terakhir ini, kita belum melihat adanya perkembangan positif terhadap pasangan AMIN ini," kata dia.
Sementara itu, New Indonesia Research & Consulting menilai bahwa elektabilitas Ganjar alami rebound setelah sempat anjlok pada survei Mei 2023. Sedangkan elektabilitas Anies Baswedan relatif membaik dan naik tipis dari survei bulan Juli.
"Adu kuat antara Prabowo dan Ganjar terus berlangsung, sedangkan Anies masih mengejar keduanya," kata Direktur Eksekutif New Indonesia Research & Consulting Andreas Nuryono.
Andreas mengemukakan, Ganjar memerlukan waktu hingga hampir setengah tahun untuk memulihkan kembali elektabilitas yang jeblok pascaheboh Piala Dunia U20.
"Arah pergeseran dukungan Jokowi yang tampak lebih mendukung Prabowo memberi insentif elektoral dengan terus melejitnya elektabilitas Prabowo," jelasnya.
Namun, ia mengemukakan, Ganjar mulai mengembalikan kekuatan dan siap menantang kembali sosok Prabowo untuk memperebutkan tempat teratas sebagai bakal capres terfavorit.
"Prabowo dan Ganjar berkembang sebagai figur dominan dalam kubu keberlanjutan, melawan Anies yang masih menggaungkan isu perubahan," jelas Andreas.