Ada Potensi Ceruk Suara di Jatim, Puan Akui Mahfud dan Khofifah Dipertimbangkan Jadi Cawapres Ganjar

Sabtu, 30 September 2023 | 14:23 WIB
Ada Potensi Ceruk Suara di Jatim, Puan Akui Mahfud dan Khofifah Dipertimbangkan Jadi Cawapres Ganjar
Ketua DPP PDIP Puan Maharani berikan keterangan mengenai bakal cawapres disela-sela agenda Rakernas IV PDIP di JIExpo, Jakarta pada Sabtu (30/9/2023). [Suara.com/Bagaskara]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Ketua DPP PDI Perjuangan (PDIP) Puan Maharani akui dua figur yang santer dikabarkan menjadi pendamping Ganjar Pranowo menjadi bakal calon wakil presiden (cawapres), yakni Mahfud MD dan Khofifah Indar Parawansa masih dipertimbangkan partainya di Pilpres 2024.

Menurutnya, memang dua figur itu punya masing-masing ceruk suara di Jawa Timur (Jatim) yang bisa dipertimbangkan menjadi bakal cawapres Ganjar.

"Ya apa pun kan mas, Pak Mahfud dan Mbak Khofifah itu memang dari Jawa Timur kan. Jadi memang punya ceruk suara masing-masing," katanya saat ditemui di sela-sela Rakernas IV PDIP di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Sabtu (30/9/2023).

Ia mengatakan, ceruk suara di Jatim juga memang menjadi pertimbangan bagi bakal capres yang akan bertarung di Pilpres 2024.

Baca Juga: Kasih Materi di Rakernas IV PDIP, Puan ke Kader Banteng Bicara Target Partai

"Ya itu juga jadi pertimbangan dan tentu saja calon presiden yang ada mempertimbangkan hal tersebut termasuk PDI Perjuangan," tuturnya.

Meski begitu, saat ditanya soal waktu pengumuman bacawapres Ganjar, Puan hanya memastikan tidak lebih dari tanggal 25 Oktober mendatang.

"Ya tunggu sampai tanggal 19 Oktober sampai 25 Oktober yang akan datang," tuturnya.

Pernyataan Ganjar

Sebelumnya, Ganjar Pranowo mengatakan bahwa semua nama masih memungkinkan untuk menjadi bakal calon wakil presidennya saat ini di Pilpres 2024 mendatang.

Baca Juga: Pilih Mahfud atau Khofifah untuk Jadi Cawapresnya, Ganjar Pranowo: Cocok Semua

Hal itu ditegaskan Ganjar seiring santer kabar jika nama Mahfud MD dan Khofifah Indar Parawansa menjadi kandidat kuat bacawapresnya.

"Semua masih, semua masih. Semua punya kesempatan yang sama, tinggal komunikasinya saja," kata Ganjar dikutip Sabtu (30/9/2023).

Kemudian saat ditanya nama Mahfud yang juga berkembang untuk menjadi bacawapresnya, Ganjar hanya menanggapinya secara diplomatis.

"Nggak apa-apa berkembang, kan masih ada waktu, nanti sampai tanggal 25. Biarkan para penhambil keputisan yang sudah diberikan kewenangan berbicang terlebih dahulu. Nanti at the end pasti akan diumumkan dan saatnya nanti pasti saya diajak," tuturnya.

Lalu Ganjar ditanya kembali oleh awak media, mana yang paling cocok diantara ke dua nama yakni Mahfud dan Khofifah, ia menegaskan, kembali jika semua nama cocok.

"Cocok semua," pungkasnya.

Sebelumnya, Hasto Kristiyanto menyebutkan bahwa kemungkinan bakal calon wakil presiden Ganjar Pranowo yang dipilih adalah Mr X ataupun Mrs X.

Merespons hal tersebut, Peneliti SMRC Saidiman Ahmad menilai sosok Mr X dan Mrs X yang dimaksud Hasto kemungkinan bisa saja Mahfud MD dan Khofifah Indar Parawansa.

Saidiman menilai, baik Mahfud dan Khofifah merupakan kader Nahdlatul Ulama (NU) dan berasal dari Jawa Timur. Menurutnya, berdasarkan sejarah PDIP selalu menggandeng tokoh NU menjadi cawapres, kecuali di Pilpres 2009 yaitu saat Megawati Soekarnoputri berpasangan dengan Prabowo Subianto.

"Mahfud pertimbangannya adalah representasi NU dan Jawa Timur. NU dan Jatim selama ini suaranya condong ke Ganjar sehingga dengan memunculkan Mahfud, kemungkinan untuk menjaga basis massa," kata Saidiman saat dihubungi wartawan, Rabu (27/9/2023).

Ia menjelaskan, PDIP berkepentingan menjaga basis massa, jangan sampai pindah karena ada upaya dari Anies Baswedan untuk menarik massa NU dan Jatim dengan merekrut Muhaimin Iskandar.

"Jatim merupakan basis massa Ganjar dan Jatim sehingga strategi yang akan dimainkan adalah bagaimana menjaga agar basis massa itu tidak keluar," tuturnya.

Lebih lanjut, ia menyampaikan, ketika Ridwan Kamil misalnya yang berasal dari Jawa Barat, itu dipilih bertujuan untuk memperluas basis massa di wilayah tersebut.

Menurutnya, selama ini Jabar lepas dari Ganjar dan PDIP sehingga menggaet RK bertujuan untuk mempersempit gap atau jarak.

"Ternyata dari dua pilihan antara memperluas dan menjaga basis massa, maka yang dominan dilakukan adalah menjaga basis," katanya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI