Suara.com - Kritikus politik Faizal Assegaf memberikan komentar perihal putra bungsu Presiden Joko Widodo atau Jokowi, Kaesang Pangarep, yang ditunjuk menjadi Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI).
Dia menilai banyak pesan yang ingin disampaikan Jokowi melalui gabungnya Kaesang ke PSI.
Menurut Faizal, Jokowi ingin mengirim pesan kuat kepada rakyat bahwa dia memiliki ambisi untuk membangun dinasti politik sendiri.
"Pertama, dia ingin mengirim pesan yang kuat kepada rakyat bahwa dia punya ambisi untuk membangun suatu dinasti politik," ungkap Faizal Assegaf dikutip Suara.com melalui kanal YouTube Abraham Samad Speak Up, Rabu (27/9/2023).
Dinasti politik sengaja dibangun agar Jokowi juga memiliki kekuatan yang setara dengan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri dan Ketua Majelis Tinggi Kehormatan Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono.
"Untuk menghadapi dinasti politik SBY yang membesarkan Agus dan dinasti politik Megawati yang juga membesarkan Puan," imbuhnya.
![Ketua umum baru Partai Solidaritas Indonesia, Kaesang Pangarep memberikan pidato politiknya pada acara Kopdarnas Deklarasi Politik PSI di Djakarta Theater, Jakarta, Senin (25/9/2023). [Suara.com/Alfian Winanto]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2023/09/25/56822-kaesang-pangarep-psi-partai-solidaritas-indonesia.jpg)
Faizal kemudian mengungkapkan kecurigaannya ketika Kaesang tiba-tiba menjadi kader PSI bahkan diangkat menjadi ketua umum. Menurutnya, langkah Kaesang itu menjadi pesan Jokowi kepada rakyat untuk tidak lagi percaya kepada PDIP.
"Aspek ke dua lebih khusus menyangkut Kaesang yang tiba-tiba menyebrang ke PSI harus berani kita simpulkan ini adalah pesan Jokowi kepada seluruh rakyat Indonesia agar tidak percaya lagi kepada PDIP," ujarnya.
Cara Jokowi itu, menurutnya, bakal mempengaruhi pendukungnya untuk meninggalkan partai berlambang banteng moncong putih tersebut.
Baca Juga: Warga Bogor Pasti Senang, Jokowi Mau LRT Sampai Kota Hujan
"Maka secara otomatis seluruh pendukung Jokowi yang diklaim oleh PDIP 80 persen rakyat katanya, itu juga tidak akan percaya kepada PDIP," imbuhnya.