Hasil survei menunjukan dukungan sebesar 60 persen untuk pasangan Ganjar-Prabowo, dan 20,6 persen untuk Cak Imin-Anies. Kemenangan telak untuk pasangan Ganjar-Prabowo, meskipun selisih di bawah 40 persen.
Namun, kata dia, mungkinkah Ganjar bersedia mengalah menjadi cawapres jika menggunakan kalkukasi Prabowo sebagai capres mendapatkan angka yang tinggi. Tetapi kalkulasi politik bisa berbeda cara menghitungnya.
"Namun mungkinkah Ganjar bersedia mengalah menjadi cawapres, jika kalkulasinya semata-mata rasional itu mungkin karena kemenangan prabowo sebagai capres jauh lebih telak," kata Dia.
"Tapi ini kalkulasi politik bisa berbeda cara menghitungnya," imbuhnya.
Selain itu, dia juga mengatakan bahwa PDI Perjuangan pasti merasa dialah partai yang terbesar. Ketidakrelaan akan kader atau calonnya hanya menjadi cawapres pasti ada.
"Apalagi PDIP merasa dia-lah partai yang terbesar, ia tak ikhlas jika calonnya kadernya hanya menjadi cawapres saja," lanjutnya.
Meski begitu, dia mengatakan bahwa sebelum pendaftaran ditutup segala kemungkinan masih mungkin terjadi. Politik praktis bisa mengubah apapun termasuk bisa mengubah siapakah yang akhirnya menjadi capres-cawapres.
"Tapi sekali lagi sebelum pendaftaran ditutup segala hal masih mungkin terjadi," ujarnya.
"Sesuai dengan pomeo dalam politik yang mengatakan kecuali mengubah lelaki menjadi perempuan dan mengubah perempuan menjadi laki-laki, politik praktis bisa mengubah apapun termasuk bisa mengubah siapakah yang akhirnya menjadi capres dan cawapres," katanya.
Kontributor : Ayuni Sarah