Pada tahun 1985, Prabowo menjadi wakil komandan Batalyon Infanteri Lintas Udara 328. Sosoknya bahkan pernah memimpin ekspedisi Puncak Everest, sehingga menjadikan Indonesia sebagai negara Asia Tenggara pertama yang berhasil menaklukkan puncak Everest.
Tak hanya itu, sosok yang kini menjabat sebagai Menteri Pertahanan ini juga menjadi lulusan terbaik Fort Bragg, sekolah pasukan khusus tersulit di dunia.
Bahkan, Prabowo pernah diamanahkan untuk menjadi pelatih pasukan khusus Kamboja. Tugasnya itu membuat dirinya diberi penghargaan dari PM Kamboja.
Sayang, sepak terjang Prabowo di dunia militer berakhir buruk. Ini setelah Dewan Kehormatan Perwira (DKP) merekomendasikan pemberhentian Letjen Prabowo dari dinas militer pada 1998 lalu.
Rekam Jejak Militer SBY
SBY lulus dari Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (AKABRI) pada tahun 1973. Tak sekadar lulus, SBY sukses lulus dengan memborong dua penghargaan sekaligus.
Penghargaan pertama berupa Adhi Makayasa sebagai murid lulusan terbaik. Sedangkan penghargaan kedua yang diterima SBY berupa Tri Sakti Wiratama, di mana ini merupakan prestasi tertinggi gabungan mental, fisik, dan kecerdasan intelektual.
SBY memulai debut karier di militer pada tahun 1974. Kala itu, ia menjabat Dan Tonpan Yonif Linud 330 Kostrad hingga tahun 1976. Pada periode 1976-1977, SBY menjadi Dan Tonpan Yonif 305 Kostrad, yang dilanjut sebagai Dan Tn Mo 81 Yonif Linud 330 Kostrad.
Selanjutnya pada 1977-1978, SBY menjadi Pasi-2/Ops Mabrigif Linud 17 Kujang I Kostrad. Kemudian Dan Kipan Yonif Linud 330 Kostrad pada 1979-1981, dan Paban Muda Sops SUAD pada 1981-1982.
Baca Juga: Usai Pertemuan Di Hambalang, Gerindra Minta Demokrat Umumkan Resmi Dukung Prabowo
Setelah jabatannya selesai, SBY memutuskan untuk kembali menempuh pendidikan militer ke jenjang yang lebih tinggi. Suami Ani Yudhoyono in kemudian berkuliah di Airborne School dan US Army Rangers, American Language Course (Lackland-Texas), Ameria Serikat.