Suara.com - Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dikabarkan akan mendukung Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto sebagai bakal capres di Pilpres 2024. Ini setelah SBY bersama Ketua Umum Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mendatangi kediaman Prabowo di Hambalang, Bogor, Jawa Barat, Minggu (17/9/2023).
Dalam pertemuan itu, SBY selaku Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat, membawa partainya untuk bergabung dalam Koalisi Indonesia Maju. Acara itu sendiri juga dihadiri para ketum parpol koalisi, yakni dari Gerindra, Golkar, dan PAN.
Manuver yang dilakukan Partai Demokrat tentu tak lepas dari 'tangan dingin' SBY. Setelah merasa dikhianati oleh Anies Baswedan dan NasDem yang memilih Cak Imin sebagai cawapres secara sepihak, Demokrat pun memutuskan putus hubungan dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan.
Kini, datangnya rombongan SBY ke kediaman Prabowo seolah membawa angin segar bagi Koalisi Indonesia Maju. Terlebih, sosok SBY dan Prabowo sama-sama tokoh politik yang memiliki latar belakang militer, meski karier keduanya bak langit dan bumi.
Lantas, seperti apakah perbedaan rekam jejak militer Prabowo vs SBY? Simak informasi lengkapnya berikut ini.
Rekam Jejak Militer Prabowo Subianto
Prabowo Subianto bertugas di Komando Pasukan Sandi Yudha atau Kopassandha pada tahun 1974 hingga 1985. Adapun Kopassandha sendiri dulunya merupakan pasukan khusus Tentara Nasional Angkata Darat atau TNI AD.
Tugas Prabowo dalam pasukan ini adalah sebagai komandan pleton Grup I/Para Komando, di mana tugas itu merupakan bagian dari pasukan operasi Nanggala di Timor-Timur.
Pada usianya yang masih 26 tahun, Prabowo sudah dipercaya menjabat sebagai Komandan Pleton Operasi Seroja. Salah satu tugas pentingnya dalam jabatan itu adalah memimpin misi penangkapan Nicolau dos Reis Lobato, dedengkot dari Fretilin.
Baca Juga: Usai Pertemuan Di Hambalang, Gerindra Minta Demokrat Umumkan Resmi Dukung Prabowo
Prabowo juga mendirikan Detasemen Khusus 81, Satuan Elit Anti Teror Kopasuss. Sosoknya sempat dimutasi menjadi Komandan Jenderal Kopassus tahun 1995. Kala itu, salah satu tugas bahayanya adalah melaksanakan operasi pembebasan sandera Manpenduma dari tangan OPM.