Suara.com - Lembaga Voxpopuli Research Center baru saja merilis elektabilitas atau tingkat keterpilihan tiga nama bakal calon presiden (capres) yang akan bertarung pada Pilpres 2024 mendatang. Hasilnya, Prabowo Subianto tetap berada di posisi teratas dan diikuti Ganjar Pranowo serta Anies Baswedan.
Dari hasil survei yang dilakukan pada periode 1-7 September 2023, elektabilitas Prabowo Subianto mencapai 26,2 persen. Ganjar Pranowo 24,3 persen sedangkan Anies Baswedan 16,1 persen.
"Prabowo masih unggul dalam bursa Pilpres 2024, disusul oleh Ganjar yang mengalami rebound dan Anies naik tipis pada peringkat ketiga," kata Peneliti senior Voxpopuli Research Center Prijo Wasono dalam keterangannya di Jakarta pada Jumat (15/9/2023).
Ia mengungkapkan, untuk dua kandidat teratas, Prabowo dan Ganjar kini menjadi fokus utama. Lantaran, Ganjar yang sebelumnya berada di atas dalam hasil survei sejumlah lembaga kini berada di bawah Prabowo.
Baca Juga: Survei SMRC: Ganjar Tetap Unggul Meski Deklarasinya Dibalap Anies-Cak Imin
Bahkan tren elektabilitas Prabowo tersebut terus bertahan hingga kini.
"Menguatnya Prabowo diikuti dengan bergabungnya partai-partai Senayan yang tergabung dalam Koalisi Indonesia Bersatu (KIB), yakni Partai Golkar dan PAN, melebur dengan Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KIR)," ujarnya.
Ia mengemukakan, keluarnya PKB dari koalisi partai politik pengusung Prabowo, tidak berpengaruh. Pasalnya, Koalisi Indonesia Maju (KIM) saat ini ditopang sejumlah parpol yang memiliki kursi banyak di parlemen.
Kondisi tersebut berbeda dengan Kubu Ganjar yang hanya didukung dua partai parlemen, yaitu PDIP dan PPP. Namun, ia menilai, peristiwa yang menarik justru terjadi di kubu Anies, yakni hengkangnya Demokrat dari Koalisi Perubahan.
"Masuknya PKB ke koalisi pengusung Anies dan deklarasi Muhaimin Iskandar sebagai cawapres Anies juga menimbulkan gesekan dengan PKS," ujarnya.
Baca Juga: Survei Elektabilitasnya Masih Jeblok Walau Sudah Deklarasi Cawapres, Anies: Biasa Saja
Sementara ia memotret momen deklarasi Anies-Cak Imin menjadi peristiwa penting untuk mengakhiri ketidakpastian di antara partai-partai anggota Koalisi Perubahan mengenai bakal cawapres.
"Adanya kepastian cawapres pendamping Anies berhasil mengungkit elektabilitas, mencegah tren penurunan sepanjang 2023," katanya.
Meski nama Muhaimin Iskandar alias Cak Imin yang menjadi bakal cawapres, kenyataannya tak juga menaikkan elektabilitasnya. Justru posisinya kalah jauh dengan Ketum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono.
Untuk diketahui, survei tersebut dilakukan terhadap 1.200 responden yang dipilih secara acak bertingkat (multistage random sampling) mewakili seluruh provinsi di Indonesia. Margin of error survei sebesar 2,9 persen, pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Cak Imin Belum Mampu Dongkrak Elektabilitas Anies
Sebelumnya diberitakan, Lembaga survei Saiful Munjani Research and Consulting (SMRC) telah merilis hasil survei pasangan Calon Presiden (Capres) dan Calon Wakil Presiden (Cawapres) Pemilu 2024.
SMRC berfokus pada tiga pasangan potensial di Pilpres 2024, yakni Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar, Prabowo Subianto-Erick Thohir, dan Ganjar Pranowo-Ridwan Kamil. Hasil survei menunjukan, Anies-Muhaimin mendapatkan dukungan 16,5 persen; Prabowo-Erick 31,7 persen; dan Ganjar-Ridwan Kamil 35,4 persen.
"Masih ada 16,4 persen yang belum jawab," ucapnya.
Saiful menjelaskan bahwa simulasi ini hanya untuk melihat reaksi publik pada pasangan Anies-Muhaimin setelah dideklarasikan. Sebab, Ganjar belum memutuskan akan berpasangan dengan siapa, tapi dari berita yang beredar, salah satu yang potensial adalah Ridwan Kamil.
Saiful Mujani mengatakan, survei dilakukan pada tanggal 5 September setelah deklarasi Anies-Muhaimin pada 2 September lalu.
Lebih lanjut, Saiful mengemukakan, dalam survei individual, Anies yang berhadap-hadapan dengan Ganjar dan Prabowo hanya meraup 20 persen dari jumlah responden.
"Artinya, ketika Anies berpasangan dengan Muhaimin, data ini menunjukkan suara Anies belum mengalami kenaikan," katanya.