Suara.com - Direktur Asia Tenggara US Chambers, Shannon Hayden mengaku Kamar Dagang dan Industri Amerika Serikat atau US Chamber of Commerce menaruh perhatian terhadap kontestasi Pilpres 2024 di Indonesia.
Salah satu yang menjadi sorotan adalah sikap presiden Jokowi yang dinilai lebih mendukung Prabowo Subianto di kontestasi lima tahunan itu.
Padahal, dari partai tempat Jokowi bernaung, PDIP, sudah mengusung nama capres yang wajib didukung, yakni Ganjar Pranowo.
Meski demikian, Jokowi seringkali menunjukkan gerak-gerik dukungannya untuk Prabowo, bukan Ganjar.
Baca Juga: Survei SMRC: Ganjar Tetap Unggul Meski Deklarasinya Dibalap Anies-Cak Imin
"Ganjar berasal dari partai yang sama dengan Jokowi, tetapi Prabowo memimpin koalisi yang lebih luas, dan Jokowi (meskipun belum secara resmi memberikan dukungan) telah mengisyaratkan bahwa Prabowo adalah pilihan utamanya untuk melanjutkan kebijakannya," kata Shannon dalam keterangannya, Jumat (15/9/2023).
Selain mengamati Prabowo, Shanon juga ikut memantau lawan-lawan Prabowo, termasuk Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan.
Ia menilai, Prabowo memiliki andil cukup besar dalam menjaga hubungan bilateral antara Indonesia dengan Amerika Serikat.
Hal ini dibuktikan dalam kunjungan Prabowo ke AS beberapa waktu lalu mengajak AS bekerja sama untuk meningkatkan sistem alutsista di Indonesia.
"Indonesia sedang menginginkan modernisasi militer, dengan dukungan AS yang ditekankan dalam pernyataan bersama yang dikeluarkan setelah pertemuan Prabowo dengan Austin di Pentagon," ungkapnya.
Baca Juga: Ada Partai Tambahan Bakal Gabung KIM, Demokrat: Mungkin Saja Kali ini Bisa Bersama Prabowo
Kunjungan Prabowo ke AS tersebut bisa menjadi kesempatan emas bagi Prabowo untuk mempromosikan prioritas domestik melalui peningkatan hubungan Inodnesia dengan AS. Oleh karenanya, ia terus memantau dinamika Pilpres 2024 sampai tuntas.
Selama proses menuju Pilpres 2024, akan ada banyak hal yang bisa terjadi, terutama di detik-detik terakhir.
"Masih ada waktu untuk dinamika pemilihan berubah. Seorang kandidat bisa mundur dan bergabung dengan salah satu tiket calon yang tersisa sebagai Wakil Presiden," tuturnya.
Bahkan, Shannon juga menyebut bisa saja skandal muncul, seperti dukungan resmi Jokowi untuk Prabowo di akhir-akhir pendaftaran.
Satu hal yang diyakini Shannon, Prabowo telah berhasil melakukan kunjungan ke AS dan kembali menjadi calon terkuat.
"Tetapi saat ini, Prabowo tampaknya telah mencapai tujuannya dengan kunjungan ke AS dan kembali ke Tanah Air masih sebagai calon terkuat," tukasnya.