Suara.com - Sejumlah tokoh berlatar belakang Nahdlatul Ulama (NU) masuk dalam bursa bakal calon wakil presiden (cawapres). Bahkan kabarnya, tokoh dari kalangan Nahdliyin bakal menjadi pilihan paling potensial untuk kedua bakal capres yang belum mendeklarasikan pasangan mereka, yaikni Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto.
Menanggapi hal tersebut, Direktur Eksekutif Institute for Democracy and Strategic Affairs (Indostrategic) Ahmad Khoirul Umam mengatakan bahwa komposisi Anies-Cak Imin akan memicu percepatan sekaligus mempertebal keyakinan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dan Gerindra untuk memilih pasangan yang pas.
Tentunya, variabel bakal cawapres dari kalangan NU akan menjadi perhitungan.
"Komposisi Anies-Muhaimin, besar kemungkinan akan memicu percepatan sekaligus mempertebal keyakinan PDIP dengan Mas Ganjar atau Pak Prabowo, untuk segera melakukan deklarasi dan rekalkulasi kembali cawapres," ungkap Choirul Umam dikutip melalui kanal Youtube Total Politik, Kamis (14/9).
Baca Juga: Prabowo dan Pimpinan Parpol Koalisi Indonesia Maju Kumpul di Kantor Golkar, Bahas Program Masa Depan
"Terutama pasti variabel NU pasti akan diperhitungkan," imbuhnya.
Karena, kata dia, apabila mereka tidak mengambil variabel tersebut, maka berpotensi Cak Imin akan mengkapitalisasi posisi tersebut sebagai satu-satunya representasi NU di kalangan jamaah NU itu sendiri.
"Karena kalau misal mereka tidak mengambil variabel NU dalam penentuan cawapresnya, maka kemudian Cak Imin berpotensi mengkapitalisasi posisi ini sebagai the only one representing Nahdatul Ulama voters," kata Dia.
Selain itu, Choirul juga menambahkan bahwa apabila hal tersebut kemudian terjadi, maka keuntungan akan di dapat oleh pasangan Anies-Cak Imin.
"Nah kalau misal kemudian ini terjadi itu menjadi keuntungan pasangan Anies-Muhaimin," ujarnya.
Baca Juga: Bila Pemilu Digelar Hari Ini, Pemilih PKB Lebih Banyak Coblos Prabowo Dibanding Anies-Muhaimin
Oleh karena itu, basis variabel dalam memilih cawapres dari kalangan NU menjadi penting untuk diuji.
"Ini menjadi basis variabel pertimbangan yang kemudian penting untuk diuji," katanya.
Kontributor : Ayuni Sarah