Suara.com - Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar menggelar pertemuan dengan kiai dan bu nyai se-Jawa Timur (Jatim). Dalam agenda tersebut, Cak Imin, sapaan Muhaimin Iskandar mengungkapkan kekecewaannya terhadap Partai Gerindra, yang sebelumnya mejadi kawan koalisi selama setahun lebih.
Agenda yang digelar di Pondok Pesantrean Al-Aqobah, Jombang, Jawa Timur (Jatim) pada Minggu (10/9/2023), Cak Imin mengungkapkan akar persoalan sehingga PKB lebih memilih berkoalisi dengan NasDem dan mengusungnya menjadi bakal calon wakil presiden (cawapres) untuk Anies Baswedan.
Ia bercerita, puncak pecahnya koalisi tersebut terjadi saat Harlah PAN. Kala itu, terjadi perubahan nama koalisi. Sebelum Harlah PAN, PKB masih terus menunggu keputusan Gerindra mengenai pasangan bakal capres dan cawapres yang akan diusung.
"Ini pertanda bahwa tidak ada kepastian dari Gerindra untuk PKB. Dulu kita memang sama-sama butuh untuk memenuhi 20 persen, dengan bergabungnya partai Golkar dan PAN kebutuhan itu sudah terpenuhi,” katanya seperti dikutip Times Indonesia-jaringan Suara.com.
Baca Juga: Ancaman Surya Paloh Bikin Cak Imin Tak Bisa Berkutik!
Dia kemudian membandingkannya dengan NasDem yang datang membawa kepastian bagi dirinya dan PKB. Bahkan tawaran tersebut datang lebih cepat dan keputusan yang diambil juga cepat.
"Waktu itu saya dipanggil Pak Surya Paloh, ngomong panjang lebar apa target PKB, saya jawab target PKB, Presiden. Setelah diskusi panjang, akhirnya saya ditawari jadi Cawapres. Saya butuh waktu dua hari untuk memutuskan karena harus tanya dulu ke para kiai," katanya.
Bagi Cak Imin, memilih menjadi Cawapres Anies merupakan sebuah keputusan tepat. Ia mengemukakan, sosok Anies Baswedan merupakan figur yang penuh dengan gagasan dan ide.
"Namun atas berkat istikharah dan keputusan dari semua pengurus, kita memutuskan untuk berkoalisi dengan Partai NasDem. Pilihan ini adalah langkah yang tepat, sampai hari ini belum ada pasangan capres-cawapres yang belum siap mengumumkan," ucapnya usai acara.
Tak hanya itu, ia mengemukakan, konsep dan pemikiran Anies sangat dibutuhkan untuk Indonesia di masa mendatang.
Baca Juga: Cak Imin Ngaku Masih Terus Berupaya untuk Mendekati PKS
"Mas Anies ini kawan lawas, dulu di UGM kami sama-sama kritikal, saya kenal dekat. Mas Anies lebih dominan di dunia pikiran, gagasan konsep, dan saya disadarkan diantara calon-calon yang ada, bahwa memang kita harus kembali ke basis utama kita yakni pemikiran," ungkapnya.
Oleh sebab itu, ia menegaskan, Anies menjadi sosok yang tepat untuk menjadi capres.
"Hari ini calon yang menurut saya bisa kita titipkan cara berpikir adalah Anies Baswedan. Punya konsep, bayangan, gagasan dan tidak hanya sekedar langkah politik."
Tak hanya itu, ia mengemukakan, upaya yang dilakukan saat ini, ketika berpasangan dengan Anies Baswedan merupakan ikhtiar menguatkan pondasi persatuan umat.
"Ini insyaAllah pasangan yang akan menyatukan dan memperkokoh, baik ukhuwah Islamiyyah, ukhuwah Basariah, ukhwah Wathaniyah. Disitulah insyaAllah fondasi persatuan umat bisa terwujud," katanya.