Pengamat: Keluarnya PKB dari Koalisi Gerindra Tak Gerus Dukungan Kalangan NU ke Prabowo

Minggu, 10 September 2023 | 18:39 WIB
Pengamat: Keluarnya PKB dari Koalisi Gerindra Tak Gerus Dukungan Kalangan NU ke Prabowo
Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto memberikan pernyataan pers saat menerima kunjungan Politisi sekaligus Putri Presiden ke-4 Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, Yenny Wahid di kediamannya di Kertanegara, Jakarta, Rabu (6/9/2023). [Suara.com/Alfian Winanto]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Peneliti politik Indonesia Havard University, Seth Soderborg menilai keluarnya PKB dari koalisi partai Gerindra tak akan menggerus signifikan dukungan pemilih Prabowo Subianto. Khususnya dari kalangan Nadhlatul Ulama (NU) yang berbasis di Jawa Timur.

PKB sempat mendukung Prabowo sebelum akhirnya bergabung dengan koalisi Partai Perubahan untuk Persatuan bersama NasDem dan PKS.

Menurut Seth, PKB dalam setahun terakhir sebelum berpindah dukungan sempat menyosialisasikan Prabowo sebagai Capres.

"PKB berbasis kiai dan kiai sudah setahun penuh sosialisasi untuk mendukung Prabowo. Akan ada beberapa yang masih tinggal sama Prabowo (selepas PKB keluar)," ujar Seth kepada wartawan dalam konferensi pers hasil survei Polling Institute secara virtual, Minggu (10/9/2023).

Baca Juga: Survei Pilpres 2024 Polling Institute: Prabowo Unggul Tipis dari Ganjar, Anies Tertinggal Jauh

Pertimbangan lainnya, PKB dan NU memiliki perbedaan sikap soal Pilpres 2024. Dengan demikian, mesin PKB tidak dapat dimanfaatkan seutuhnya untuk mendukung Anies saja.

"Kalau secara penuh tidak bisa, tapi itu karena mesin partai tidak bisa dipakai penuh oleh satu capres saja karena dalam PKB dan dalam lembaga NU ada perbedaan pendapat," tutur Seth.

Survei Polling Institute

Hasil jajak pendapat Polling Institute menunjukkan Bakal Calon Presiden (Bacapres) dari Koalisi Indonesia Maju, Prabowo Subianto menjadi peraih suara terbanyak.

Peneliti Polling Institute Kennedy Muslim mengatakan, dukungan untuk Prabowo semakin menguat, mengungguli nama-nama lain seperti Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan.

Baca Juga: Gelar Rakernas Lagi di Akhir September, PDIP Bakal Godok Cawapres Ganjar?

“Dalam simulasi tiga atau dua nama, Prabowo tampak lebih mendapat dukungan publik ketimbang Ganjar atau Anies,” kata Kennedy

Dalam simulasi tiga nama, Kennedy menjelaskan, elektabilitas Ketua Umum Gerindra itu berada di angka 36,3 persen. Di posisi kedua ada Ganjar dengan 32,4 persen. Sementara Anies berada di posisi kunci dengan dukungan 20 persen.

Jumlah dukungan untuk Prabowo kian meroket dalam simulasi dua nama. Menurut Kennedy, elektabilitas Prabowo menjadi 56 persen dalam simulasi dua nama, jauh mengungguli Anies yang sekadar 26 persen.

Bahkan, dalam simulasi dua nama bersama Ganjar, Prabowo tetap mendapatkan dukungan tertinggi.

“Dalam simulasi ini, dukungan untuk Prabowo sebesar 47,9 persen. Sementara Ganjar hanya memperoleh 38,3 persen,” ungkap Kennedy.

Kennedy menyebut, keunggulan Prabowo juga terjadi di kelompok demografi, dibandingkan Ganjar dan Anies. Ini karena Prabowo unggul di wilayah Sumatera, Banten, Jawa Barat, Jawa Timur, Sulawesi, Bali-Nusa, dan Maluku-Papua. Ganjar unggul di Jawa Tengah dan Kalimantan, Sementara Anies unggul di DKI Jakarta.

Temuan ini didapat Polling Insitute usai menggelar survei dalam rentang 21-25 Agustus 2023. Survei melalui sambungan telepon tersebut menempatkan 1.201 responden, dengan tingkat kepercayaan mencapai 95 persen.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI