Pertemuan Yenny dan Prabowo Gembos Suara Cak Imin di NU? PKB Bicara Soal Perbedaan

Kamis, 07 September 2023 | 17:35 WIB
Pertemuan Yenny dan Prabowo Gembos Suara Cak Imin di NU? PKB Bicara Soal Perbedaan
Ketua DPP PKB Cucun Ahmad Syamsurijal di kantor DPP PKB, Jakarta Pusat, Kamis (7/9/2023). (Suara.com/Novian)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Ketua DPP PKB Cucun Ahmad Syamsurijal mengomentari pertemuan antara Yenny Wahid dengan Prabowo Subianto. Ia merespons adanya anggapan pertemuan itu guna menggembos suara Muhaimin Iskandar atau Cak Imin di kalangan Nahdlatul Ulama atau NU.

PKB sendiri tidak melihat ke arah sana. Tetapi menurut Cucun, strategi apa yang dilakukan semua kembali kepada keyakinan publik terhadap sosok yang mereka dukung.

"Siapa pun boleh melakukan strategi, mau menggembosi tetapi nanti bagaimana siapa yang bisa meyakinkan ke publik, bisa meyakinkan ke rakyat, bahwa siapa yang akan menjadi representasi," kata Cucun di kantor DPP PKB, Jakarta Pusat, Kamis (7/9/2023).

Cucun lantas menyinggung posisi Cak Imin yang saat ini sebagai bakal cawapres untuk Anies Baswedan. Menurutnya posisi Cak Imin sebagai kontestas memiliki kelebihan tersendiri dibanding mereka yang hanya menjadi pengikut atau pendukung kontestas lainnya.

Baca Juga: Bocoran Politisi Golkar, Ridwan Kamil Hampir Pasti Jadi Cawapres Pasangan Ganjar Pranowo

"Kami misalkan dari keluarga besar yang dilahirkan dari sejak kecil ya kaifiyah, bagaimana tata cara kita itu ada di lingkungan kaum Nahdliyin bisa menentukan rakyat juga siapa yang akan bisa dipercaya, dititipkan, aspirasinya itu kan bukan hanya sebagai follower. Kalau Gus Imin ini kan langsung menjadi kontestannya dalam perhelatan pilpres ini," tutur Cucun.

Cucun memandang nantinya akan dapat dilihat ke mana rakyat bisa menitipkan aspirasinya, apakah kepada kontestas yang bisa mengubah kebijakan jika terpilih atau kepada para pengikut kontestas lain yang tidak memiliki wewenang mengubah kebijakan.

"Kalau hanya menjadi follower, hanya menjadi pendukung, tidak mengambil kebijakan, nanti publik akan bisa membedakan, mana yang masuk ke kontestan mana yang hanya akan menjadi pendukung saja ya," kata Cucun.

Respons Gerindra soal Yenny ke Prabowo

Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Habiburrokhman mengklaim pertemuan Prabowo Subianto dengan Yenny Wahid bukan reaksi atas deklarasi Anies Baswedan yang berpasangan dengan Muhaimin Iskandar atau Cak Imin di Pilpres 2024.

Baca Juga: Usai Diperiksa KPK Cak Imin Ungkap Daftar Tersangka Korupsi di Kemnaker

"Semalam ketemu dengan Mba Yenny itu bukan baru atau tindakkan reaktif Cak Imin ke Anies," kata Habiburrokhman di Jakarta Pusat, Kamis (7/9/2023).

Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto (kiri) bersama dengan Politisi sekaligus putri dari Presiden ke-4 Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, Yenny Wahid (kanan) saat konferensi pers di kediaman Prabowo di Kertanegara, Jakarta, Rabu (6/9/2023). [Suara.com/Alfian Winanto]
Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto (kiri) bersama dengan Politisi sekaligus putri dari Presiden ke-4 Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, Yenny Wahid (kanan) saat konferensi pers di kediaman Prabowo di Kertanegara, Jakarta, Rabu (6/9/2023). [Suara.com/Alfian Winanto]

Meski Yenny dan Cak Imin merupakan dua tokoh Nahdlatul Ulama (NU), Habiburrokhman mengatakan pertemuan Prabowo dan Yenny tidak berhubungan dengan hengkangnya Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dari Koalisi Indonesia Maju (KIM).

Menurut dia, Prabowo dan Yenny membahas soal gagasan pada pertemuan yang digelar semalam di kediaman Prabowo, Kertanegara, Jakarta Selatan.

"Mba Yenny yang menyebut pemimpin-pemimpin sebelumnya yang punya legacy yang dikenang. Bung Karno, Pak Harto, Pak Habibie, begitu juga Gus Dur dengan toleransi yang dikenang hingga sekarang, Bu Mega, Pak SBY, Pak Jokowi. Lalu Mba Yenny bilang pemimpin selanjutnya yang punya visi geopolitik," tutur Habiburrokhman.

Yenny Puji Prabowo

Pada pertemuan dengan Prabowo, Yenny menyebut Ketua Umum Partai Gerindra itu merupakan figur yang bisa meneruskan kepemimpinan selanjutnya.

"Saya percaya bahwa setiap zaman membutuhkan pemimpinnya," kata Yenny usai bertemu dengan Prabowo di Kertanegara 4, Jakarta Selatan, Rabu (6/9/2023).

Ia mencontohkan, presiden pertama Soekarno membawa transisi kemerdekaan, kemudian Presiden kedua Soeharto pemimpin yang revisioner, lalu Presiden ketiga BJ Habibie membawa imajinasi negara lewat teknologi, lalu Presiden ke empat Gus Dur membawa pondasi demokrasi.

Selanjutnya, Presiden kelima Megawati Seokarnoputri dinilai mengedepankan populisme dalam pemerintahan, lalu Presiden ke enam Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) memberikan stabilitas ekonomi dan politik, dan terakhir Presiden ke tujuh Jokowi memulai indrustrialisasi.

Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto (kanan) berbicara dengan Istri dari Presiden ke-4 Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, Sinta Nuriyah Wahid (tengah) dan Putrinya, Yenny Wahid (kiri) foto bersama saat berkunjung ke kediaman Prabowo di Kertanegara, Jakarta, Rabu (6/9/2023). [Suara.com/Alfian Winanto]
Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto (kanan) berbicara dengan Istri dari Presiden ke-4 Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, Sinta Nuriyah Wahid (tengah) dan Putrinya, Yenny Wahid (kiri) foto bersama saat berkunjung ke kediaman Prabowo di Kertanegara, Jakarta, Rabu (6/9/2023). [Suara.com/Alfian Winanto]

Untuk itu, kata dia, pemimpin ke depan harus bisa meneruskan program-program pemimpin sebelumnya. Terlebih Indonesia akan menghadapi sejumlah tantangan, misalnya masalah geopolitik.

"Nah pemimpin yang akan memimpin Indonesia ke depan harus mengerti dinamika Geopolitik orang yang harus punya kemampuan strategi thinking. Nah saya rasa orang seperti pak Prabowo ini punya kemampuan seperti itu," ujarnya.

Untuk itu, kata dia, dirinya sebagai representasi Gus Dur berhak untuk menjalin komunikasi dengan Prabowo.

"Dengan mas Bowo untuk mendengarkan kebijakan-kebijakan beliau, apa namanya memberikan aspirasi kita tentang bentuk negara ke depan harus seperti apa," katanya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI