Suara.com - Bakal calon wakil presiden (cawapres) Muhaimin Iskandar atau Cak Imin mengaku sempat ingin meminta masukan dan izin dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebelum memutuskan mendampingi bakal calon presiden (capres) Anies Baswedan.
Cak Imin menyebut rencana sowan ke Jokowi itu terjadi pada Selasa (29/8/2023). Kala itu, PKB sedang berdiskusi mengenai penentuan Cak Imin mendampingi Anies.
Cak Imin lalu berinisiatif meminta pendapat kepada para 'senior', termasuk dalam hal ini adalah Jokowi.
"Selasa malam saya rapat internal DPP, masih fifty-fifty gitu tapi sudah harus ada mengarah. Rabu pagi sudah hampir terjadi arah itu, tapi belum berani memutuskan. Saya bilang saya akan konsultasi dengan semua senior jangan keputusan," kata Cak Imin dalam acara Mata Najwa di YouTube, dikutip Selasa (5/9/2023).
Baca Juga: PDIP Bicara Peluang Gandeng Demokrat, Siap Utus Puan 'Goda' AHY
"Saya itu langsung minta waktu beliau (Jokowi) sowan, kemudian oke dicari waktu segera dari teman-teman di sana," lanjutnya.
Cak Imin mengatakan waktu yang ada pada saat itu begitu sedikit. Sementara Jokowi memiliki agenda yang padat.
Alhasil, Cak Imin tak sempat bertemu dengan Jokowi. Cak Imin bercerita sempat menemui Jokowi di sela kunjungan kerja, namun tidak berhasil.
"Sampai hari Kamis, Jumat dua hari tidak mendapatkan waktu yang tepat karena kesibukan beliau, hampir saya kejar di acara di Senayan," ucap Cak Imin.
Akhirnya, Cak Imin hanya melaporkan keputusannya menjadi bakal cawapres Anies kepada orang terdekat Jokowi di pemerintahan.
Baca Juga: Jokowi Tunjuk 10 Nama, Mendagri Tito Cuma Lantik 9 Pj Gubernur, Kok Bisa?
"Karena enggak keburu juga, akhirnya saya mengirimkan pesan-pesan saja mewakili waktu untuk sowan, belum bisa dilaksanakan," ungkapnya.
Resmi jadi Cawapres Anies
Baru-baru ini, Anies dan Cak Imin sudah dideklarasikan sebagai pasangan bakal capres dan bakal calon wakil presiden. Deklarasi itu digelar di Surabaya, Jawa Timur pada Sabtu (2/9/2023).
Sebelumnya, PKB berada dalam satu koalisi bersama Gerindra, Golkar dan PAN. Keempat partai itu mengusung Prabowo sebagai bakal capres dalam Pemilu 2024.
Koalisi itu bernama Koalisi Indonesia Maju. Namun belakangan PKB berpindah haluan dan memutuskan untuk bekerja sama dengan Partai NasDem mendukung Anies Baswedan sebagai bakal capres.