Suara.com - Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), menilai jika apa yang telah dilakukan Anies Baswedan dan Partai NasDem telah melebihi batas kepatutan moral usai tak jadi memilih Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sebagai cawapres.
SBY menegaskan apa yang ditelah diperbuat Anies dan Partai NasDem sepihak menjadikan Ketua Umum DPP PKB Muhaimin Iskandar alias Cak Imin sebagai cawapres justru itu sangat buruk.
Awalnya ia menyampaikan, jika dirinya tak menyangka atas peristiwa yang terjadi. Terlebih dalam kurun tiga hari kemudian hal itu datang.
"Sebetulnya kalau jujur ya saya pun tidak menyangka atas terjadinya kejadian itu, tiga hari yang lalu itu setelah setahun lamanya kurang lebih koalisi ini bersama sama berikhtiar berjuang untuk bisa menjadi kenyataan dan bisa mengusung capres-cawapres yang kita harapkan yang juga diinginkan oleh rakyat. Tiba-tiba terjadi lah peristiwa tiga hari itu," kata SBY saat memberi pengantar dalam Sidang MTP Demokrat di Puri Cikeas, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Jumat (1/9/2023).
Baca Juga: SBY Ungkap Pernah Diingatkan agar Hati-hati dengan Anies dan NasDem: Ternyata Mengandung Kebenaran
Ia lantas menegaskan, jika dirinya bukan lah orang yang naif. Hal itu bukan tanpa sebab, pasalnya ia sudah mengikuti Pilpres sebanyak dua kali.
Namun selama pengalamannya itu, SBY mengaku tak pernah menemukan kejadian buruk seperti yang dialami Demokrat kekinian.
"Kalau saya berterus terang, sebetulnya saya tidak naif ya saya juga mengerti politik. Saya pernah menjadi capres dua kali, saya pernah bersama-sama menbangun koalisi dengan mitra dan tidak ada yang saya rasakan seperti tiga hari yang lalu itu," tuturnya.
Lebih lanjut, Presiden keenam itu mengaku sudah mengetahui jika politik penuh dengan siasat dan intrik, namun apa yang dilakukan Anies dan NasDem itu sangat buruk.
"Tapi saya tidak menyangka kalau tindakannya sejauh ini, menurut saya melebihi batas kepatutan moral dan etika dalam politik ya, kasar ya. Kalau bisa menggunakan istilah bahasa Inggris, it's really ugly, mudah-mudahan kita tidak melakukan perilaku politik seperti itu," pungkasnya.
Baca Juga: Demokrat Duga Ada Mastermind di Balik Duet Anies-Cak Imin
Manuver PKB
Sebelumnya, Partai Demokrat mengungkap pengkhianatan yang dilakukan oleh Partai Nasional Demokrat (NasDem). Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh memutuskan untuk memilih Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar alias Cak Imin sebagai cawapres mendampingi calon presiden (capres) Anies Baswedan di Pilpres 2024.
Hal tersebut disampaikan oleh Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Teuku Riefky Harsya melalui keterangan tertulisnya.
"Pada Selasa malam, 29 Agustus 2023 di NasDem Tower, secara sepihak Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh tiba-tiba menetapkan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar sebagai cawapres Anies, tanpa sepengetahuan Partai Demokrat dan PKS," kata Teuku dalam keterangan tertulisnya, Kamis (31/8/2023).
Teuku mengungkapkan kalau pada malam itu, Anies dipanggil Surya Paloh untuk menerima keputusan tersebut. Kemudian, pada 30 Agustus 2023, Anies meminta Sudirman Said untuk menyampaikannya kepada Demokrat dan PKS tanpa menemui secara langsung.
Partai Demokrat sempat mengonfirmasi soal informasi tersebut kepada Anies. Anies pun tak bisa mengelaknya.
"Ia (Anies) mengonfirmasi bahwa berita tersebut adalah benar," terangnya.