Suara.com - Nama Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa Muhaimin Iskandar atau Cak Imin, disebut-sebut telah ditetapkan sebagai bakal calon wakil presiden (bacawapres) Anies Baswedan.
Halitu diungkapkan oleh Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Teuku Riefky Harsya dalam keterangan resminya pada Kamis (31/8/2023).
Dalam keterangannya, Teuku menyatakan bahwa Ketum Partai NasDem Surya Paloh secara sepihak menetapkan Cak Imin sebagai bacawapres Anies Baswedan.
Menurut Teuku, Partai Demokrat merasa dikhianati dan menyebut dipaksa menerima keputusan duet Anies Cak Imin itu.
Baca Juga: Kubu Ganjar Tak Boleh Anggap Remeh Usai Elektabilitas Rebound, Analis Singgung Sosok Cawapres
Alhasil, Partai Demokrat meradang. Anggota Majelis Tinggi Demokrat Syarief Hasan mengatakan, kini partainya mengeluarkan perintah untuk menurunkan baliho yang bergambar Anies.
Kemarahan Partai Demokrat tersebut diduga terkait karena pada akhirnya Anies tidak berpasangan dengan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sebagai bacawapres.
Sebelumnya nama AHY memang disodorkan oleh Partai Demokrat sebagai salah satu bacawapres Anies Baswedan.
Lantas seperti apa sebenarnya rekam jejak Cak Imin dan AHY? Mana yang lebih pantas menjadi bacawapres Anies Baswedan? Berikut ulasannya.
Rekam jejak Agus Harimurti Yudhoyono (AHY)
Baca Juga: Manuver Politik Cak Imin: Bentuk Koalisi Bareng Prabowo hingga Kabar Jadi Cawapres Anies
Sebelum terjun ke politik, AHY bergelut di dunia militer selama 16 tahun dengan pangkat terakhir Mayor.
Ia lalu pensiun dari kemiliteran dan terjun ke politik, dengan debut pertamanya yakni sebagai calon gubernur pada Pilkada DKI Jakarta 2017.
Ketika itu ia berpasangan dengan Sylviana Murni yang lebih dulu menjadi birokrat dan cukup lama bertugas di Pemprov DKI Jakarta.
Keduanya didukung oleh Partai Demokrat, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Partai Persatuan Pembangunan (PPP), dan Partai Amanat Nasional (PAN).
Namun pasangan Agus-Sylvi harus menerima pil pahit karena kalah di Pilkada DKI Jakarta putaran pertama melawan pasangan Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat dan Anies Baswedan-Sandiaga Uno.
Agus-Sylvi kalah telak dengan perolehan 17,06 persen suara, di bawah pasangan Anies-Sandi (39,95 persen) dan pasangan Ahok-Djarot (42,99 persen).
Kekalahan itu tidak membuat AHY kapok berpolitik. Ia kemudian dipercaya menjadi Komandan Komando Tugas Bersama (Kogasma) untuk pemenangan Partai Demokrat di Pileg 2019.
Setelah Pileg 2019, AHY ditunjuk sebagai Waketum Partai Demokrat karena ketika itu ada perubahan susunan pengurus partai.
Lalu puncaknya, AHY terpilih sebagai Ketua Umum Partai Demokrat dalam Kongres V Partai Demokrat pada Maret 2020.
Rekam jejak Muhaimin Iskandar (Cak Imin)
Muhaimin Iskandar yang akrab disapa Gus Imin atau Cak Imin merupakan politikus kelahiran Jombang, Jawa Timur pada 24 September 1966.
Ia lahir di keluarga ulama Nahdlatul Ulama (NU). Ayahnya bernama Muhammad Iskandar yang merupakan pengajar di Ponpes Manbaul Ma’arif, Jombang, Jawa Timur.
Karier politik Cak Imin dimulai pada 1998 ketika ia dan sejumlah tokoh NU, termasuk Abdurrahman Wahid, mendirikan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Ketika itu ia langsung dipercaya menduduki jabatan Sekretaris Jenderal.
Setahun kemudian, pada Pemilu 1999, ia berhasil melenggang ke Senayan sebagai anggota DPR RI dari Fraksi PKB. Saat itu usianya masih 33 tahun dan Cak Imin berhasil menduduki kursi Wakil Ketua DPR RI periode 1999-2004.
Jabatan itu kembali ia pegang ketika pada Pemilu 2004, Cak Imin kembali menjadi anggota DPR RI pada periode 2004-2009.
Karier politik Cak Imin tak hanya di parlemen, ia juga pernah berkiprah di pemerintahan sebagai Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi periode 2009-2014.
Keberhasilannya memimpin KB juga berdampak pada sejumlah kader partai tersebut, sehingga bisa menjadi menteri di Kabinet Kerja Presiden Joko Widodo periode 2014-2019.
Kontributor : Damayanti Kahyangan