Murka! Andi Arief Demokrat Tak Menyangka Anies Baswedan Berdarah Dingin Tapi Pengecut

Kamis, 31 Agustus 2023 | 20:36 WIB
Murka! Andi Arief Demokrat Tak Menyangka Anies Baswedan Berdarah Dingin Tapi Pengecut
Bakal Capres Nasdem Anies Baswedan bertemu Ketum Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). (ist/ IG @agusyudhoyono)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Partai Demokrat tidak menyangka Anies Baswedan memiliki sikap pengecut. Penilaian ini disampaikan Ketua Bappilu Partai Demokrat Andi Arief.

Melalui akun X miliknya, Andi menyampaikan dirinya tidak menyangka Anies pengecut.

"Saya tidak menyangka @aniesbaswedan berdarah dingin tapi pengecut," tulis Andi di akun X dilihat Kamis (31/8/2023).

Sebelumnya, Andi Arief pernah menyampaikan bahwa ada partai selain PKS di dalam Koalisi Perubahan yang berkhianat. Gayung bersambut, omongan Andi dibuktikan dengan keputusan sepihak Ketua Umum Partai Nasional Demokrat (NasDem) Surya Paloh memilih Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar alias Cak Imin sebagai cawapres mendampingi capres Anies Baswedan di Pilpres 2024.

Baca Juga: Ngaku Belum Dengar Cak Imin Jadi Cawapres Anies, Prabowo: Santai Aja...

Ketua Bappilu DPP Partai Demokrat, Andi Arief, mengatakan proses penentuan calon wakil presiden untuk Anies Baswedan dalam Koalisi Perubahan sudah mencapai 80 persen. (Suara.com/Bagaskara)
Ketua Bappilu DPP Partai Demokrat, Andi Arief, mengatakan proses penentuan calon wakil presiden untuk Anies Baswedan dalam Koalisi Perubahan sudah mencapai 80 persen. (Suara.com/Bagaskara)

Fakta itu diungkapkan oleh Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Teuku Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Teuku Riefky Harsya melalui keterangan tertulisnya. Dalam keterangannya, Teuku mengungkapkan kalau Partai Demokrat dan PKS tak dilibatkan Paloh dalam pengambilan keputusan tersebut.

Pengambilan keputusan dilakukan di NasDem Tower pada Selasa (29/8/2023).

"Secara sepihak Ketua Umum Partai NasDem tiba-tiba menetapkan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar sebagai cawapres Anies, tanpa sepengetahuan Partai Demokrat dan PKS," kata Teuku dikutip Kamis (31/8/2023).

Di hari yang sama, Anies dipanggil oleh Paloh dan manut akan keputusan tersebut. Mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut baru menyampaikan keputusan Paloh kepada Demokrat dan PKS pada keesokan harinya.

Itupun tidak dilakukan secara langsung melainkan dibantu oleh juru bicaranya, Sudirman Said.

Baca Juga: Omongan Andi Arief Terbukti, NasDem Berkhianat dan Paksa Demokrat Setuju Cak Imin Jadi Cawapres Anies

"Rentetan peristiwa yang terjadi merupakan bentuk pengkhianatan terhadap semangat perubahan, pengkhianatan terhadap Piagam Koalisi yang telah disepakati oleh ketiga parpol, juga pengkhianatan terhadap apa yang telah disampaikan sendiri oleh capres Anies Baswedan, yang telah diberikan mandat untuk memimpin Koalisi Perubahan," tegasnya.

Andi Arief Singgung Pengkhianatan

Andi Arief kembali memberikan bocoran atau spill kondisi Koalisi Perubahan yang dihuni oleh tiga partai politik (parpol) yakni PKS, Partai Nasional Demokrat (NasDem) dan Demkorat.

Andi hanya memberikan sinyal kalau ada parpol yang tengah mengkhianati koalisi.

Andi tidak menyebut parpol mana yang dimaksudnya. Namun, ia mengeluarkan pernyataan yang merujuk kepada Partai NasDem.

"Kami akan terus bersama PKS meski satu partai lain mengkhianati koalisi," kata Andi melalui akun X pribadinya @Andiarief__ dikutip Selasa (22/8/2023).

Beberapa hari ke belakang, Andi kerap memberikan opininya terhadap Koalisi Perubahan. Andi bahkan sampai mencolek Anies Baswedan untuk tidak mengistimewakan satu parpol di koalisi.

Lagi-lagi, Andi tidak menyebutkan parpol yang dimaksud.

"Buat @aniesbaswedan harus memperlakukan 3 partai dengan posisi yang sama. Tidak ada partai yang diberi keistimewaan," ujarnya.

Masih melalui cuitannya, Andi juga menyinggung perihal momen deklarasi bakal cawapres untuk Anies. Menurutnya, deklarasi harus dilakukan sesegera mungkin untuk meningkatkan elektabilitas.

"Saya berharap @aniesbaswedan segera mendeklarasikan cawapresnya sebagai taktik menaikkan elektabilitasnya. Beberapa kawan dari Nasdem harap lebih bijak soal ini. Adapun tim 8 segera mengevaluasi capaiannya."

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI