Suara.com - Prabowo Subianto belum lama ini mendapatkan angin segar tambahan pasukan di Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya. PAN dan Golkar telah resmi mengikrarkan janji setia mendukung Prabowo di Pilpres 2024 bersama Gerindra dan PKB.
Alih-alih mendapatkan tambahan kekuatan dan mendongkrak suara, elektabilitas Prabowo justru dilaporkan merosot di berbagai simulasi survei.
Direktur Riset Saiful Munjani Research and Consulting (SMRC), Deni Irvani mengatakan, tren elektabilitas Prabowo cenderung menurun dalam survei yang digelar pada periode 31 Juli sampai 11 Agustus 2023.
"Prabowo cenderung menurun," kata Deni dalam keterangan resminya, Rabu (23/8/2023).
Baca Juga: Erick Thohir Dinilai Berpeluang Besar Jadi Cawapres Dibanding Kandidat Lainnya
Survei SMRC diambil dari 4.260 responden yang dipilih secara acak dengan usia responden 17 tahun ke atas atau sudah menikah sesuai dengan syarat mendapatkan hak pilih.
Adapun margin of error diperkirakan +/- 1,65 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen dan asumsi simple random sampling.
Dalam simulasi top of mind, elektabilitas Prabowo mengalami penurunan dari 20,9 persen pada pertengahan Juli 2023 menjadi 20,8 persen di awal Agustus 2023.
Selain itu, dalam simulasi tertutup tiga nama melawan Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan, tren elektabilitas Prabowo kembali merosot dari 37,8 persen menjadi 33,6 persen di periode yang sama.
Sementara itu, pada simulasi tertutup melawan Ganjar Pranowo, elektabilitas Prabowo kembali menurun dari 46,7 persen menjadi 44,6 persen masih pada periode yang sama.
Baca Juga: Muhaimin Beri Ultimatum ke Prabowo Subianto: Jika Wakilnya Bukan Saya, Maka...
Pada simulasi tertutup melawan Anies Baswedan, elektabilitas Prabowo juga turun dari 54,9 persen menjadi 52 persen.
Dalam simulasi di mana tiga nama dikenali oleh responden, popularitas Prabowo mengalami penurunan dari 35,0 persen pada pertengahan Juli 2023 ke 31,6 persen pada awal Agustus 2023.
Ketika disimulasikan dengan dua nama yang mencakup Prabowo dan Anies, popularitas Prabowo kembali menurun dari 55,1 persen pada pertengahan Juli 2023 ke 52,1 persen pada awal Agustus 2023.
Sementara itu, pada simulasi dua nama melibatkan Prabowo dan Ganjar, angka dukungan untuk Prabowo berkurang dari 44,5 persen di pertengahan Juli 2023 ke 42,5 persen di awal Agustus 2023.