Garang! Inilah Peluang Ganjar dan Anies Duet Jadi Capres-Cawapres di Pilpres 2024

Ruth Meliana Suara.Com
Rabu, 23 Agustus 2023 | 12:02 WIB
Garang! Inilah Peluang Ganjar dan Anies Duet Jadi Capres-Cawapres di Pilpres 2024
Kolase Ganjar Pranowo - Anies Baswedan. (Instagram/@ganjar_pranowo/@aniesbaswedan)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Mendadak ada wacana Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan bersatu di Pilpres 2024.  Hal itu dilontarkan oleh Ketua DPP PDIP Said Abdullah yang menyebut keduanya bisa menjadi kekuatan besar di Pilpres 2024.

Jika wacana itu benar-benar menjadi nyata, maka akan jadi pesaing serius bagi bacapres Prabowo Subianto. Simak penjelasan tentang peluang Ganjar dan Anies jadi pasangan capres-cawapres di Pilpres 2024 berikut ini.

Wacana Duet Ganjar & Anies di Pilpres 2024

Wacana duet Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan mencuat jelang pendaftaran Pilpres 2024. Said Abdullah menganggap keduanya memiliki kekuatan besar jika bergabung menjadi satu.

Baca Juga: Panas! Teka-teki Partai yang Disebut Akan Mengkhianati Anies Baswedan, Siapa?

Said mengatakan Anies tak bisa diremehkan sebagai salah satu capres. Menurut dia, sama seperti Ganjar, Anies adalah sosok pemimpin yang cerdas.

"Jika keduanya (Ganjar dan Anies) bisa bergabung menjadi satu kekuatan, tentu akan makin bagus buat masa depan kepemimpinan (Indonesia) ke depan. (Ganjar dan Anies) sama-sama masih muda, cerdas dan enerjik," kata Said pada Senin (21/8/2023).

Disambut NasDem

Partai NasDem menyambut baik wacana PDIP yang memasangkan Ganjar dan Anies. Partai pimpinan Surya Paloh sekaligus bagian dari koalisi pendukung Anies ini mengaku terbuka atas usul itu.  

Ketua DPP Partai NasDem Effendi Choirie juga menyatakan bahwa NasDem tidak pernah menutup diri, dan selalu menunjukkan sikap inklusif.

Baca Juga: Anis Ingatkan Intervensi Negara Luar di Pilpres 2024: Jangan Jadikan Indonesia Medan Tempur Kepentingan Asing

"NasDem selalu terbuka untuk bergandengan tangan dengan semua pihak demi kepentingan bangsa. NasDem tidak pernah membatasi gagasan, tidak pernah membatasi komunikasi," kata Effendi Choirie pada Selasa (22/8/2023). 

Effendi kemudian mengatakan bahwa wacana duet Ganjar dan Anies masih bisa dibicarakan apabila dasarnya untuk kepentingan bangsa dan negara. 

Ditolak PKS dan Demokrat

Namun dua anggota koalisi lainnya yang mengusung Anies yakni Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Demokrat sama-sama menolak wacana duet dengan Ganjar.

Hal ini disampaikan oleh Wakil Ketua Majelis Syura PKS Hidayat Nur Wahid yang menyatakan partainya tak tergoda dengan wacana PDIP itu karena menghendaki Anies menjadi capres, bukan cawapres.

"PKS tidak tergoda menjadikan Pak Anies hanya sebagai cawapres. Kita menginginkan (Anies) sebagai capres untuk menghadirkan perubahan agar bisa lebih baik," ungkap Hidayat pada Selasa (22/8/2023).

Hidayat mengatakan bahwa siapa saja boleh melempar wacana terkait pasangan di kontestasi Pilpres. Namun dia mengingatkan bahwa PKS, Demokrat dan NasDem telah berkomitmen untuk menjadikan Anies sebagai capres.

Pernyataan senada disampaikan oleh Kepala Badan Komunikasi Strategis Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra yang menyebut Anies merupakan simbol perubahan yang diinginkan masyarakat.

Partai pimpinan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) itu menghendaki Anies sebagai capres bukan cawapres. Menurutnya, Anies telah menjadi simbol perubahan yang pantas mewakili rakyat untuk menjadi presiden Indonesia.

Peluang Ganjar dan Anies Jadi Pasangan Capres-Cawapres Kecil?

Pengamat politik dari Universitas Al Azhar Indonesia Ujang Komarudin menilai peluang Ganjar dan Anies bersatu menghadapi Pilpres 2024 adalah kecil.

Meski NasDem telah menyambut positif, namun wacana itu agaknya sulit terealisasi karena PKS dan Demokrat telah menyatakan sikap penolakan. 

Bahkan jika memaksakan duet Ganjar dan Anies, NasDem bisa disebut pengkhianat oleh PKS dan Demokrat karena ketiganya sudah komitmen mengusung Anies sebagai capres.

"Wacana (Ganjar dan Anies berpasangan) itu mungkin agak sulit. Kalau NasDem mengiyakan maka bisa disebut pengkhianat oleh PKS atau Demokrat karena tidak berkomitmen dalam konteks berkoalisi," kata Ujang pada Rabu (23/8/2023). 

Kontributor : Trias Rohmadoni

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI