Suara.com - Isu kemungkinan Anies Baswedan dan Susi Pudjiastuti berpasangan dalam pemilihan presiden (pilpres) 2024 semakin menarik perhatian. Hal ini dapat dilihat dari aktivitas kedua tokoh tersebut belakangan ini.
Anies Baswedan yang dikabarkan menyambut baik Susi Pudjiastuti sebagai calon wakil presiden membuat potensi bursa capres-cawapres pada Pemilu 2024 nanti semakin panas.
Sebagaimana diketahui, Eks Gubernur DKI Jakarta tersebut menyatakan bahwa kemungkinan itu ada, namun perlu waktu untuk memastikannya.
Menanggapi hal tersebut, Susi juga memberikan responsnya. Eks Menteri Kelautan dan Perikanan itu menyatakan bahwa apa yang dikatakan Anies tidak perlu ditanggapi serius.
"Beliau bercanda ya, jangan ditanggapi berbeda," kata Susi dalam cuitannya di Twitter, seperti dikutip oleh Redaksi Suara.com pada Minggu (6/8/2023).
Sebelumnya, isu tentang Anies sebagai pasangan Susi semakin berkembang ketika Anies mengunjungi rumah Susi di Pangandaran.
Dalam kesempatan tersebut, Anies bahkan diantar oleh Susi menggunakan mobil bak terbuka. Momen tersebut terekam dan dibagikan oleh Anies di media sosialnya.
Susi diketahui juga masuk dalam daftar calon wakil presiden (cawapres) Anies, bersama dengan beberapa tokoh lain seperti Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
Sementara, Susi Pudjiastuti tidak hanya masuk bursa cawapres Anies Baswedan saja. Susi sebelumnya juga santer dikabarkan sebagai cawapres potensial capres Gerindra, Prabowo Subianto.
Baca Juga: Guntur Romli Tuding Ada Sinyal-sinyal PSI Bakal Berkoalisi dengan Prabowo
Mengutip dari BBC Indonesia --jaringan Suara.com, Susi menegaskan bahwa dirinya belum mempertimbangkan untuk menjadi calon wakil presiden. Ia juga menegaskan bahwa kunjungan Prabowo, Zulkifli Hasan, dan Anies tidak memiliki hubungan dengan politik.
"Pak Prabowo, Pak Zulhas, dan Pak Anies semua adalah teman baik di luar politik. Sampai saat ini, saya belum terlibat dalam dunia politik... Tidak pernah terpikirkan dalam pikiran saya tentang menjadi cawapres," kata Susi.
"Kunjungan-kunjungan mereka berdekatan dalam waktu, sehingga banyak asumsi dan gosip yang menyebar di masyarakat. Banyak rumor dan hoaks yang beredar, baik dari pihak yang mendukung maupun tidak mendukung," tambah Susi.
Namun, Susi juga menyoroti tentang sistem ambang batas pencalonan presiden yang mempersulit bagi siapa pun yang tidak diinginkan oleh partai dan elite politik.
Direktur Eksekutif Parameter Politik, Adi Prayitno, menyatakan bahwa kemunculan nama Susi menunjukkan bahwa hingga saat ini Anies belum menemukan sosok calon wakil presiden yang tepat untuk mendampinginya dalam pemilu 2024.
Namun, dari segi kapasitas, kompetensi, dan latar belakang, Susi cukup memadai. Meskipun dari segi angka statistik, elektabilitas Susi tidak jauh lebih baik dari AHY. AHY memiliki popularitas dan elektabilitas yang lebih tinggi dibandingkan dengan Susi.
Berdasarkan hasil survei Indikator Politik Indonesia pada bulan Juni, tingkat keterpilihan Susi sebesar 1%, jauh di bawah AHY yang mencapai 11,6%. Survei dari Lembaga Survei Indonesia juga menunjukkan nilai Susi sebesar 0,9%, yang masih lebih rendah dari AHY dengan skor 19,5%. Hasil survei dari Indonesia Political Opinion juga menunjukkan elektabilitas Susi sebesar 1,7%, lebih rendah dari AHY yang mencapai 10,9%.