Jelang Pemilihan Presiden 2024 mendatang, ada banyak sekali kejutan yang muncul di kalangan masyarakat. Tak hanya sosok cawapres dari masing-masing capres yang masih belum dideklarasikan, terbaru beredar isu akan ada juga sosok capres baru yang siap bertarung melawan Ganjar Pranowo, Anies Baswedan, dan Prabowo Subianto.
Sekretaris Jenderal Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Hasanuddin Wahid menjelaskan terkait dengan beberapa target yang hendak dikejar oleh partainya, baik itu dalam skala pilpres maupun pileg. PKB mengaku akan mendorong sosok Ketua Umum Abdul Muhaimin Iskandar untuk maju dalam Pilpres 2024 sebagai capres.
Sedangkan, dalam skala pileg, PKB memberikan target sebanyak 100 kursi di DPR RI, 500 kursi di DPRD Provinsi, dan 3.000 kursi di DPRD Kabupaten/Kota. Dalam mencapai target tersebut, ia menjelaskan partainya akan bekerja taktis sampai dengan 60%. Sedangkan untuk 40% lainnya akan mereka perkuat dalam penyatuan tekad dan kekuatan di momentum Harlah di Solo.
Kembali pada sosok capres baru yang hendak diajukan oleh PKB, lantas, seperti apakah sepak terjang dan prestasi dari capres tersebut? Simak informasi lengkapnya berikut ini.
Sepak Terjang Abdul Muhaimin Iskandar
Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar atau yang lebih akrab dengan sapaan Cak Imin ini pertama kalinya dikenal dalam dunia politik pada tahun 1998 saat NU membentuk Tim Lima yang diketuai oleh Ma’ruf Amin untuk menyiapkan rencana pembentukan parpol.
Untuk membantu Tim Lima, Tim Asistensi dibentuk, nama Cak Imin tertulis sebagai salah satu anggota Tim Asistensi. Setelah itu, tak lama kemudian PKB pun lahir.
Pada tahun 1999 - 2005, dalam pemilu perdananya, PKB berhasil meraup sekitar 13 juta suara dan duduk di peringkat tiga pemenang pemilu.
Pada periode tersebut, Cak Imin ditunjuk sebagai Ketua Umum dalam Muktamar PKB yang digelar di Semarang. Paman Cak Imin yakni Gus Dur saat itu dipilih sebagai Ketua Dewan Syura.
Baca Juga: Pengakuan Gibran Pakai Baju Kampanye Ganjar Pranowo Berkelir Hitam Putih: Ini Dijahitkan Beliau
Di tahun 2009, internal PKB mulai bergejolak, Cak Imin dipecat dari jabatannya oleh Dewan Syura karena disebut-sebut merapat ke pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Ia pun menggugat pamannya sendiri ke Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Selatan.
Seketika PKB pun pecah, muncul dua kubu yang menggelar muktamar luar biasa (MLB). Dalam MLB yang digelar di Jakarta tersebut, Cak Imin kembali diangkat sebagai ketua umum.
Cak Imin kemudian menyingkirkan putri Gus Dur, Yenny Wahid dari kepengurusan PKB, dan Cak Imin memilih Lukman Edy sebagai Sekjen, PN Jaksel pun memenangkan gugatan dari Cak Imin, sejak itulah trah Gus Dur mulai meredup.
Selang beberapa tahun, tepatnya pada tahun 2014, Cak Imin kembali dikukuhkan sebagai Ketua Umum, dan saat itu posisi sekjen ditempati oleh Abdul Kadir Karding. Dalam pemilu, PKB berhasil meraup 11,2 juta suara.
Lalu di tahun 2019, dalam Muktamar Bali karir Cak Imin semakin mentereng. Ia dikukuhkan sebagai mandataris tunggal PKB. Saat itu, Karding dan Lukman disingkirkan dari kepengurusan.
Prestasi Cak Imin
Tak sedikit pihak yang menganggap bahwa kepemimpinan Muhaimin Iskandar atau Cak Imin ini mampu mengalahkan prestasi Abdurrahman Wahid atau Gus Dur saat memimpin PKN.
Pada tahun 2019 lalu, di bulan Agustus PKB kembali menggelar muktamar di Bali. Salah satu agendanya yaitu pemilihan ketua umum PKB. Saat itu, perolehan suara dalam pemilu di zaman Gus Dur berbeda dengan zaman Cak Imin.
NTT memberikan dukungan penuh pada Cak Imin untuk kembali memimpin PKB. Adapun pertimbangannya yaitu di bawah kepemimpinan Cak Imin, PKB berhasil menciptakan kondusivitas dalam tubuh partai. Sehingga, minimnya konflik internal maupun eksternal PKB.
Cak Imin juga dikenal sebagai seseorang yang memiliki jiwa nasionalis serta religiusitas tinggi, sehingga dianggap bisa menjadi seorang pemimpin muda yang menarik minat kaum muda bangsa.
Kontributor : Syifa Khoerunnisa