Suara.com - Mantan Kepala Badan Intelijen Negara AM Hendropriyono menyatakan enggan ikut campur dalam peluang Panglima TNI Jenderal (Purn) Andika Perkasa di Pilpres 2024.
Adapun Andika Perkasa merupakan menantu dari Hendropriyono yang kini mulai dilirik untuk ikut berkontestasi di pesta demokrasi lima tahunan.
Penyataan itu diungkapkan Hendropriyono di hadapan awak media beberapa waktu lalu. Menurutnya, ia memberikan kebebasan kepada Andika untuk menentukan langkahnya sendiri, khususnya terkait Pilpres 2024.
“Kalau saya pengaruhi, kalau saya kasih tahu ini itu dan dia nurut dan ternyata salah, kan jadi saya yang belepotan,” ungkap Hendropriyono.
Lantas seperti apakah sosok AM Hendropriyono mertua Andika Perkasa? Berikut ulasannya.
AM Hendropriyono memiliki nama lengkap Abdullah Mahmud Hendropriyono. Ia lahir di Yogyakarta beberapa bulan sebelum Indonesia merdeka, yakni 7 Mei 1945.
Meski lahir di Yogyakarta, Hendropriyono menghabiskan masa kecilnya di Jakarta. Ia juga melewati Pendidikan formalnya mulai SD hingga SMA di Jakarta.
Usai menyelesaikan pendidikan SMA, Hendro muda tidak melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi, melainkan memilih masuk Akademi Militer Nasional (AMN) Magelang, dan lulus pada 1967 dari kecabangan Infanteri Kopassus.
Dunia militer seakan menarik hatinya, sehingga Henropriyono juga menempuh pendidikan militer lainnya, seperti di US Army Command and General Staff College, Sesko ABRI hingga KSA VI Lemhanas.
Baca Juga: Sekjen PDIP: Gibran hingga Seno Bagaskoro Siap Jadi Juru Kampanye Ganjar Pranowo
Peroleh banyak gelar Pendidikan
Selain itu, Hendro juga banyak menempuh pendidikan tinggi lain dan berhasil memperoleh banyak gelar. Di antaranya sarjana bidang administrasi dari Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi Negara (STIA-LAN), Sarjana Hukum dari Sekolah Tinggi Hukum Militer (STHM).
Hendro juga memiliki gelar Sarjana Ilmu Politik dari Universitas Terbuka (UT) Jakarta, hingga meraih gelar magister administrasi niaga dari University of the City of Manila, Filipina.
Dari semua gelas pendidikan yang ia peroleh, mertua Andika Perkasa itu juga memperoleh gelar Guru Besar Intelijen, yang merupakan satu-satunya dan pertama di dunia.
Keberhasilannya mendapatkan gelar tersebut kemudian mencatatkan namanya di Museum Rekor Indonesia (MURI) pada 2014.
Karier di Militer
Barangkat dari dunia militer, Hendro pernah dipercaya untuk memegang sejumlah jabatan strategis. Salah satunya menjadi Komandan Peleton dengan pangkat Letnan Dua Infanteri di Kopassus.
Sejak itulah kariernya moncer di militer, ia banyak diminta untuk mengisi sejumlah jabatan penting, mulai dari Komandan Detasemen Tempur 13, Danrem 043/Garuda Hitam Lampung, Panglima Kodam Jayakarta hingga menjadi Komandan Kodiklat TNI AD pada 1996.
Duduk di pemerintahan
Selain berkarier di militer, Hendropriyono juga memiliki rekam jejak di pemerintahan. Sejumlah jabatan yang pernah ia pegang. Termasuk Sekretaris Pengendalian Operasional Pembangunan Republik Indonesia pada periode 1996-1998.
Kemudian dua kali ia menjadi Menteri Transmigrasi dan Pemukiman Perambah Hutan (PPH) dalam Kabinet Pembangunan VII dan Kabinet Reformasi Pembangunan, yang kemudian merangkap sebagai Menteri Tenaga Kerja ad-interim.
Di bidang intelijen, kariernya juga meroket. Hendropriyono pernah ditunjuk sebagai Kepala BIN pada era pemerintahan Presiden Megawati Soekarnoputri.
Ia juga penggagas lahirnya Sekolah Tinggi Intelijen Negara (STIN), Dewan Analis Strategis (DAS) Badan Intelijen Negara dan sejumlah bisang intelijen lainnya.
Kontributor : Damayanti Kahyangan