Suara.com - Wacana pembentukan poros keempat yang sedang dijajaki Golkar dan Partai Amanat Nasional (PAN) disebut bisa menjadi batu sandungan bagi bakal calon presiden (capres) yang diusung oleh Koalisi Perubahan untuk Persatuan, Anies Baswedan.
Pakar politik dari Universitas Bengkulu Panji Suminar mengungkapkan hal tersebut, lantaran poros keempat berpotensi mendapat restu dari kelompok oligarki.
"Kalau PAN dan Golkar mau membuat poros keempat, maka ini dapat meruntuhkan Anies Baswedan di Pilpres. Dan saya rasa oligarki politik juga merestui poros keempat," katanya seperti dikutip Antara pada Rabu (5/7/2023).
Ia mengemukakan, ketika Golkar dan PAN mencalonkan presiden dan wakil presiden sendiri, maka kader dan simpatisan akar rumput yang memiliki kecenderungan pada sosok Anies Baswedan bakal kembali ke rumah sendiri ke parpol masing-masing.
Baca Juga: Bareng Gerindra, PKB dan Golkar; PAN Tegaskan Condong Dukung Pencapresan Prabowo
Panji mengungkapkan, soliditas dua parpol tersebut menjadi lebih baik bahkan memberikan dampak positif dalam memastikan Golkar dan PAN lolos ambang batas parlemen di Pemilu legislatif 2024.
"Soliditas partai naik, arus bawah dan elit satu arah lagi, ini akan membuat kinerja partai lebih optimal, tidak hanya di pilpres tapi juga pileg," katanya.
Tak hanya itu, ia mengatakan, kedua parpol juga tidak perlu khawatir kalau memang tidak menang di pilpres.
"Mereka dipersiapkan memang tidak menang di pilpres melihat sosok elektabilitas ketua umum partai kalau berpasangan," ujarnya.
Namun, masih menurut Panji, dua partai politik pendukung pemerintah itu tetap dapat 'memenangkan' Pemilu 2024.
"Tapi mereka sesungguhnya masuk dalam pemenang, karena aman ambang batas parlemen, dan di pilpres mereka melanjutkan dukungan pada calon paling potensial terpilih di putaran kedua pilpres," ujarnya.
Baca Juga: Golkar, PAN hingga PKB Turut Hadir di Puncak Bulan Bung Karno PDIP di GBK
Sebelumnya diberitakan, Partai Golkar masih terus membicarakan peluang duet antara Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto dengan Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan di Pilpres 2024 mendatang.
Sekjen Partai Golkar Lodewijk F Paulus mengatakan potensi duet itu kini terus dibicarakan.
"Lah itu lah yang sedang terus dibicarakan antara ketiga ketua umum ini. Kan pulang dari Amerika kan ramai kan. Nah itu kita tunggu aja," kata Lodewijk di Kantor DPP Partai Golkar, Jakarta Barat, Kamis (29/6/2023).
Sementara itu, PAN menghadirkan opsi baru untuk mengusung Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto sebagai calon presiden dengan pendampingnya Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan sebagai cawapres.
"Ya saya melihatnya begini, bisa salah satu opsi misalnya ke Pak Ganjar, ke Pak Prabowo. Tapi bisa juga opsi yang kemarin kita sampaikan ke publik, Airlangga-Zulhas bisa juga," kata Sekjen PAN Eddy Soeparno kepada wartawan, Minggu (28/5/2023).
Menurut Eddy tidak ada yang salah dari wacana duet Airlangga-Zulhas. Ia menilai, partai politik memiliki kewajiban untuk melahirkan kader menjadi pemimpin. Duet Airlangga-Zulhas tentu menjadi cerminan dari kewajihan itu, di mana keduanya merupakan kader terbaik di Golkar maupun PAN.
"Bagi sebuah partai, kalau memang putra terbaiknya bisa maju di dalam Pilpres itu merupakan kebanggaan tersendiri. Mesin partai bisa bekerja optimal, caleg-caleg akan bekerja maksimal untuk itu," kata Eddy.
"Jadi saya berharap memang kalau dilihat dari kondisi paling ideal ya kader yang maju, kalau di PAN namanya Zulhas, kalau di Golkar namanya AH (Airlangga Hartarto)," sambung Eddy.