Suara.com - Dalam beberapa waktu belakangan, muncul tiga nama kandidat kuat yang bakal menjadi bakal calon presiden (capres). Namun masih dinilai belum bisa menarik kelompok pemilih muda di kalangan Gen-Z untuk menentukan pilihannya.
Menurut Pakar Politik dari Universitas Bengkulu Panji Suminar, saat ini sosok calon wakil presiden (cawapres) justru akan menjadi penentu preferensi politik Gen-Z di Pilpres 2024.
Panji bahkan menyebut ada empat nama yang representatif untuk kalangan Gen-Z.
"Ada empat sosok yang menjadi representasi pilihan generasi muda saat ini, yakni Erick Thohir, Ridwan Kamil, Sandiaga Uno dan Agus Harimurti Yudhoyono. Namun, persoalannya sekarang apakah empat nama ini diberikan kesempatan oleh partai politik untuk jadi wapres," ujarnya seperti dikutip Antara pada Rabu (5/7/2023).
Baca Juga: 5 Provinsi dengan Pemilih Terbanyak, Target Utama Berburu Cawapres
Ia mengungkapkan, nama-nama itu disebutnya lekat dengan kebiasaan kalangan Gen-Z yang berkarakter lebih bebas, santai dan tidak ada sekat atau kasta dalam bergaul dan berkomunikasi.
"Mereka Generasi Z ini bergaul dan berkomunikasi dengan siapa saja itu setara, sebaya meskipun umurnya lebih tua atau lebih muda, pakai lu gue, tidak memandang sekat jabatan atau golongan. Mereka alergi dengan itu," katanya.
Lebih lanjut, Panji mengungkap bahwa tiga capres yang namanya menjadi perbincangan justru kurang mewakili atau representatif bagi kelompok Gen-Z.
"Tiga sosok calon presiden yang muncul saat ini, mereka tidak masuk kesukaan atau kecenderungan sosok representasi dari Generasi Z," katanya.
Ia mencontohkan, cara berinteraksi, bergaul dan berkomunikasi kandidat Anies Baswedan yang menunjukkan karakter bapak atau orang tua. Sedangkan, Prabowo Subianto juga menunjukkan hal serupa.
Adapun Ganjar Pranowo, meski cara berkomunikasinya lebih gaul dibanding Prabowo dan Anies, namun tidak bisa lepas dari karakter elite politik dan petugas partai.
Baca Juga: Godok Kandidat Juli-Agustus, PDIP Sebut Sosok Cawapres Ganjar Bisa Diumumkan September-Oktober
Hal itu yang kemudian menjadi sekat dengan generasi muda serta pemilih pemula saat ini.
"Anies itu cara komunikasinya seperti bapak-bapak, Prabowo juga, tapi Prabowo juga menunjukkan karakter elite, sama halnya dengan Ganjar. Jadi ketiga sosok ini tidak bisa berinteraksi dengan mudah ke anak-anak muda saat ini," kata dia. (Antara)