Suara.com - Bakal calon presiden (Bacapres) Ganjar Pranowo, disebut-sebut telah menandatangani kontrak politik dengan PDIP. Rumor ini merujuk pada penetapannya maju dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024. Dalam kontrak itu disebut-sebut bahwa PDIP akan ikut menentukan menteri jika Ganjar terpilih menjadi presiden.
Adapun awal mula beredarnya isu tersebut berasal dari cuitan politisi PSI, Ade Armando. Ditambah sebelumnya ada pernyataan 'Ganjar Petugas Partai' oleh Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri. Namun, soal kontrak itu, Ganjar dan partai banteng pun membantahnya.
Cuitan Ade Armando Sebut Ada Kontrak Politik Soal Pos Kursi Menteri
Ade Armando yang kini tergabung dengan PSI, mencuit soal isu kontrak politik yang diteken Ganjar dan PDIP. Adapun isinya, kata dia, terkait penentuan menteri hingga posisi strategis lain yang akan dilakukan oleh PDIP. Ia pun lantas meminta klarifikasi kepada pihak yang bersangkutan.
Baca Juga: CEK FAKTA: Bawaslu Ciduk Ganjar Pranowo Bagi-bagi Sembako Saat Kunjungan Kerja, Benarkah?
"Saya dapat kabar, Ganjar sudah meneken kontrak dengan PDIP bahwa kalau dia jadi presiden, penentuan orang-orang yang jadi menteri dan menempati posisi strategis akan ditentukan oleh PDIP. Ini perlu segera diklarifikasi karena info ini sudah beredar cukup luas. Mudah-mudahan salah," cuit Ade pada akun Twitternya, Minggu (11/6/2023).
Megawato Sebut Ganjar Petugas Partai
Dalam deklarasi Ganjar sebagai bacapres PDIP pada 21 April lalu, Megawati mengatakan bahwa dipilihnya Gubernur Jawa Tengah itu bukan semata-mata untuk kepentingan partai. Meski begitu, ia berharap Ganjar bisa mengklaim dirinya sendiri sebagai petugas partai.
"Kalau saya milih orang itu bukan kepentingan PDIP saja, tapi kemaslahatan pemerintahan Indonesia. Jadi kalau pilih Pak Ganjar bukan (kepentingan PDIP), meskipun saya bilang ‘Awas kalau kamu tidak ngomong kader partai, petugas partai’. Sadar juga untung beliau nurut,” ucap Megawati di Istana Batu Tulis, Bogor, Jumat (21/4/2023).
Baca Juga: Bukan Prabowo-Anies, Rocky Gerung Anggap Ganjar Pranowo Sebagai Capres Paling Lemah
Sementara itu, Ganjar mengaku tidak keberatan disebut sebagai petugas partai. Baginya, istilah tersebut merupakan realitas yang akan dihadapi oleh semua kader jika ingin menduduki jabatan publik. Menurutnya, kader partai perlu menerima restu dari ketua umum.
"Sangat nyaman (disebut petugas partai). Kalau kita lihat orang berpartai, hampir semua partai, kalau tak ada tanda tangan dari ketum partai, dia tak akan bisa dapatkan jabatan publik. Mari kita baca konstitusi dan semua dari realitas," ujar Ganjar dalam wawancara dalam kanal Youtube milik Najwa Shihab.
Di sisi lain, Megawati mengaku kerap menerima beragam gangguan karena pernah menyebut Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebagai petugas partai. Ada yang menyebutnya tak memahami Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga PDIP.
Padahal, jelas Mega, dalam amanat kongres PDIP, disebutkan bahwa setiap kader yang tengah menjabat di partai dan pemerintahan adalah petugas partai. Ia bahkan menyebut dirinya sendiri dengan istilah itu. Maka, menurutnya tak ada yang salah dengan julukan petugas partai.
Bantahan PDIP dan Ganjar
Ketua DPP PDI Perjuangan (PDIP), Said Abdullah membantah isu Ganjar memilki kontrak politik dengan PDIP. Ia menegaskan bahwa satu-satunya yang disepakati dengan partai adalah soal menjalankan cita-cita perjuangan PDIP, yaitu menyejahterakan rakyat.
"Saya tegaskan tidak ada kontrak politik antara PDIP dengan Pak Ganjar. Satu-satunya kontrak politik beliau adalah menjalankan cita cita partai, yakni menyejahterakan rakyat. Saya pastikan 1.000 persen tidak ada kontrak politik jika Pak Ganjar menjadi presiden, pos menteri strategis ditentukan oleh PDIP," ujar Said kepada wartawan, Selasa (13/6/2023).
Ia juga menilai bahwa ada pihak-pihak yang sengaja menuduh Ganjar adalah boneka PDIP karena meneken kontrak politik. Dengan begitu, katanya, kesempatan Ganjar sebagai bacapres bisa menurun karena citranya menjadi rusak. Menurutnya, pihak-pihak ini berpura-pura mendukung, padahal tujuannya ingin memecahbelah.
"Manuver-manuver seperti itu berniat jahat, merusak citra diri Pak Ganjar seolah-olah beliau hanya boneka. (Mereka) Seolah-olah memberikan dukungan ke Ganjar Pranowo, tapi merusak hubungan Pak Ganjar dengan PDI Perjuangan dengan membangun fitnah-fitnah," katanya.
Ganjar juga telah menanggapi soal isu kontrak politik dengan PDIP yang berhubungan dengan penentuan menteri. Ia mengatakan bahwa keputusan posisi merupakan hak prerogratif. Dengan kata lain, ia mengklaim jika hal tersebut nantinya bakal dilakukan oleh presiden.
"Kabinet ya ditentukan oleh Presiden, hak prerogratif kok," kata Ganjar kepada wartawan di Kantor Disnakertrans Jateng, Semarang, Senin (12/6/2023).
Menanggapi bantahan itu, Ade Armando pun kembali membagikannya melalui akun Twitter. Ia memastikan bahwa isu yang ia cuit beberapa waktu lalu, tidak benar. Sebab, Ganjar akan memilih anggota kabinetnya sendiri. Di sisi lain, Ade juga mengaku semangat untuk mendukung Ganjar sebagai capres.
"Ganjar Pranowo sudah mengklarifikasi bahwa kalau nanti dia jadi Presiden, yang akan menentukan siapa anggota kabinetnya ya dia sendiri. Bukan partai! Itu hak prerogatif Presiden, katanya. Keren! Jadi semangat lagi mendukung Ganjar Pranowo!," ujar Ade melalui Twitternya.
Kontributor : Xandra Junia Indriasti