AHY hingga Khofifah, Adu Hebat 9 Kandidat Cawapres Anies Versi Bappilu Demokrat

Sabtu, 10 Juni 2023 | 14:03 WIB
AHY hingga Khofifah, Adu Hebat 9 Kandidat Cawapres Anies Versi Bappilu Demokrat
Ilustrasi Anies Baswedan. (Suara.com/Iqbal Asaputro)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) Partai Demokrat, melalui ketuanya, Andi Arief, mengungkap sembilan nama yang pernah beredar menjadi kandidat calon wakil presiden (cawapres) untuk Anies Baswedan. Hal ini pun kerap dibahas oleh Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP).

"Partai Demokrat sudah memaparkan nama-nama bakal cawapres beberapa bulan lalu, di kantor DPP. Sebagaimana tim capres meminta masukan kepada Partai Nasdem dan PKS," kata Andi dalam keterangan tertulisnya, Jumat (9/6/2023).

Nama-nama itu terdiri dari Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno, Yenny Wahid, serta Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil.

Kemudian, ada mantan panglima TNI, Andika Perkasa serta elite Partai Keadilan Sejahtera (PKS), yaitu, Ahmad Heryawan atau Aher, Ahmad Syaikhu dan Salim Segaf Al Jufri. Jika kesembilan nama kandidat cawapres Anies versi Bappilu itu diadu kehebatan, seperti rekam jejak hingga prestasinya, siapa yang lebih unggul?

Baca Juga: Ganjar Pranowo Kegirangan Dapat Dukungan dari Perindo: Uhuy!

1. AHY

Saat mengenyam pendidikan di Akmil, AHY menerima penghargaan Tri Sakti Wiratama pada tingkat I dan II. Hal ini lantas membuatnya dipercaya menjadi Komandan Resimen Korps Taruna di sana pada tahun 1999. Setahun kemudian, ia lulus dengan predikat terbaik dan menerima Tri Sakti Wiratama serta medali Adhi Makayasa.

AHY pada tahun 2002, menjabat Komandan Peleton di Batalyon Infanteri Lintas Udara 305/Tengkorak dari jajaran Brigif Linud 17 Kostrad. Saat itu, ia ditugaskan ke Aceh untuk mengamankan wilayah tersebut dari pemberontak. Ia juga bahkan sempat bertugas ke Afganistan sebagai pasukan PBB selama kurang lebih satu tahun.

Ia yang kini beralih ke dunia politik sebagai Ketum Partai Demokrat memiliki sejumlah prestasi. Terbukti pada 2012, ia menerima tiga penghargaan, yakni  Medali The Order of Saint Maurice, The Commandants List, dan Distinguish International Honour Graduated, dari sekolah militer Angkatan Darat di Amerika Serikat.

2. Khofifah Indar Parawansa

Baca Juga: Debat Demokrat vs NasDem Soal Cawapres Anies, Bakal Pecah Koalisi Jika Tak Pilih AHY?

Khofifah sempat mengambil jurusan berbeda di perguruan tinggi yang berbeda, yakni politik di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Airlangga (Unair) serta ilmu komunikasi dan agama di Sekolah Tinggi Ilmu Dakwah, Surabaya. Sementara karier politiknya ia awali dengan menjadi anggota DPR dari PPP pada 1992.

Lalu, pada tahun 1999, Khofifah pindah ke Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan diangkat menjadi Menteri Pemberdayaan Perempuan oleh Presiden Gus Dur. Beralih ke Pilpres 2014, ia yang menjadi juru bicara politik pasangan Jokowi-JK, dipilih untuk menjabat sebagai Menteri Sosial (Mensos).

Khofifah kemudian dipilih warga untuk menjadi Gubernur Jawa Timur dan terbukti berhasil membawa provinsi ini meraih 198 penghargaan. Baik secara regional, nasional, maupun internasional. Salah satunya, perekonomian pasca pandemi Covid-19 yang cepat bangkit di atas rata-rata, yakni mencapai 5,74 persen.

Realisasi investasi Jawa Timur pun mengalami kenaikan pada tahun 2022 sebesar 69,2 persen, di mana melebihi pertumbuhan nasional sebesar 35,5 persen. Tak hanya itu, provinsi ini menjadi kontributor nomor satu untuk komoditas jagung, cabe rawit, bawang merah, ayam, telur, sapi potong, hingga susu.

3. Sandiaga Uno

Sandiaga Uno merupakan lulusan Wichita State University, Amerika Serikat, jurusan Bachelor of Business Administration. Ia kemudian melanjutkan studinya di George Washington University untuk program Master of Business Administration. Melalui bantuan biaya beasiswa, ia berhasil menamatkannya dengan IPK 4,0.

Sebelum berkarier di dunia politik, Sandiaga Uno sempat menjadi pengusaha dan Ketua Umum Persatuan Renang Seluruh Indonesia. Kemudian, ia bergabung dengan Partai Gerindra dan maju pada Pilgub DKI Jakarta 2017. Ia pun berhasil menjadi pendamping Anies Baswedan untuk memimpin Jakarta sampai tahun 2020.

Namun, demi mengikuti Pilpres 2019 untuk menjadi cawapres Prabowo, Sandiaga  mundur dari jabatan Wakil Gubernur DKI Jakarta. Meski kalah, ia diberi kepercayaan untuk menjabat Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) pada tahun 2020 hingga saat ini.

Adapun pencapaiannya selama menjadi Menparekraf tercatat dari Badan Pusat Statistik (BPS). Disebutkan bahwa hingga Oktober 2022 jumlah wisatawan asing telah melebihi target, yakni mencapai 3,92 juta. Lalu, nilai ekspor ekonomi kreatif sampai November 2022 pun meraih 24,79 miliar dolar AS atau meningkat sekitar 3,8 persen.

4. Yenny Wahid

Putri dari Gus Dur itu pernah dipercaya menjadi Staf Khusus Bidang Komunikasi Politik pada era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Lalu, ia juga  menjabat sebagai Sekjen Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) untuk periode 2005-2010.

Namun, di tengah masa jabatannya, yakni pada tahun 2008, Yenny Wahid dipecat oleh Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar. Sejak saat itu, ia mulai mendirikan partai politik sendiri dengan nama Partai Kedaulatan Bangsa (PKB) dan langsung menjabat sebagai ketua umumnya.

Pada tahun 2012, partainya itu bersama  Partai Indonesia Baru (PIB) yang diketuai Kartini Sjahrir bersatu dan memiliki nama Partai Kedaulatan Bangsa Indonesia Baru (PKBIB). Yenny pun dipercaya menjadi ketua umum partai baru tersebut. Sebelum di politik, lulusan Universitas Trisakti ini sempat bekerja sebagai wartawan.

Lalu, usai menerima gelar Master's in Public Administration dari Universitas Harvard, Yenny menjabat sebagai Direktur Wahid Institute hingga kini. Ia yang juga menjadi Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) dianggap berperan atas keberhasilan Unwahas melahirkan atlet panjat tebing kelas dunia.

5. Andika Perkasa

Mantan Panglima TNI ini lulus dari Akabri atau Akmil pada tahun 1987 dengan pangkat perwira pertama infanteri. Saat itu, ia langsung menjabat sebagai Komandan Peleton Grup 2/ Korps Baret Biru (Kopassus). Selang tiga tahun, ia diberi tugas untuk menjalani operasi militer di Timor Timur serta operasi bakti di Aceh pada 1994.

Andika sempat melanjutkan pendidikan militer ke The Military College of Vermont, Norwich University pada tahun 1999. Ia kemudian berkuliah di National War College, National Defense University, Harvard University, dan The Trachtenberg School of Public Policy and Public Administration, The George Washington University, Amerika Serikat.

Lalu, pada tahun 2013, Andika naik pangkat menjadi Brigadir Jenderal (Brigjen) dan menjabat Kepala Dinas Penerangan Angkatan Darat. Selang tiga tahun, ia dipercaya sebagai Panglima Kodam XII Tanjung Pura. Tak hanya itu, ia juga mengisi posisi Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad). 

Andika juga sempat diangkat menjadi Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) hingga akhirnya dilantik sebagai Panglima TNI pada 17 November 2021. Selama menjabat posisi ini, ia kerap menghapus persyaratan tes keperawanan bagi calon Komando Wanita Angkatan Darat (Kowad) dan calon istri prajurit serta mengurangi tinggi badan untuk persyaratan masuk Akmil.

6. Ridwan Kamil

Ridwan Kamil atau Kang Emil merupakan lulusan program studi arsitek dari Institut Teknologi Bandung (ITB). Usai menerima gelar insinyur, ia meneruskan pendidikan magister ke University of California,  Amerika Serikat, dengan bantuan beasiswa.

Ia kemudian maju sebagai Wali Kota Bandung pada Pilkada 2013. Kang Emil yang berpasangan dengan Oded Muhammad Danial pun menang. Ia saat mengisi jabatan ini, banyak melakukan program pro rakyat dan mengangkat Bandung secara internasional.

Adapun puncaknya terjadi ketika Kota Bandung berhasil menjadi tuan rumah Konferance Asia Africa (KAA) yang diketahui tidak lepas dari peran Ridwan Kamil. Tak heran jika setelahnya, ia dipercaya warga Jawa Barat untuk menjadi seorang gubernur hingga kini.

Sementara prestasi yang pernah Kang Emil raih selama menjadi Gubernur Jawa barat juga terbilang banyak. Diantaranya, menerima Inspirational Leader se-Asia Pasifik dalam acara Govinsider Innovation Awards 2019 di Markas PBB. Ia dinilai inovatif melalui program Desa Digital.

Lalu, di bawah kepemimpinannya, Jawa Barat berhasil menjadi juara umum PON XX yang digelar di Papua pada tahun 2021. Tak hanya itu, wilayahnya bahkan menerima sebanyak 345 penghargaan dari tingkat nasional maupun Internasional. Salah satunya, opini wajar tanpa pengecualian  dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).

7. Aher

Ahmad Heryawan atau Aher adalah lulusan Fakultas Syariah di Lembaga Ilmu Pengetahuan Islam dan Arab (LIPIA), Jakarta. Sementara karier politiknya dimulai dengan masuk Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Ia pada 1999 pun terpilih menjadi anggota DPRD DKI Jakarta.

Kemudian, pada tahun 2004-2009, Aher menjabat Wakil Ketua DPRD Provinsi DKI Jakarta. Sebelum masa jabatannya berakhir, ia yang dipasangkan dengan Dede Jusuf terpilih untuk memimpin Jawa Barat periode 2008-2013. Ia kembali dipercaya menjadi gubernur pada 2013-2018, namun kali ini bersama Deddy Mizwar.

Selama menjadi Gubernur Jawa Barat, Aher kerap menerima penghargaan di Istana Negara. Adapun total yang ia raih selama 2008-2012 mencapai 91 kali. Apresiasi itu meliputi bidang pembangunan infrastruktur dan lingkungan hidup, sosial budaya, perekenomian, hingga pemerintahan.

8. Ahmad Syaikhu

Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Ahmad Syaikhu merupakan lulusan diploma dari Sekolah Tinggi Akuntansi Negara atau STAN. Sementara karier politiknya diawali saat ia didaftarkan PKS sebagai calon anggota DPRD Kota Bekasi pada Pemilu 2004. Namun, ia baru berhasil terpilih di Pemilu 2024 untuk Provinsi Jawa Barat.

Ahmad Syaikhu pada 2013-2018 dipercaya menjadi Wakil Walikota Bekasi, mendampingi Rahmat Effendi. Beralih ke tahun 2019, ia melenggang ke DPR RI sebagai anggota Komisi V. Setahun setelahnya, ia diberikan amanah untuk menjabat Presiden PKS sampai sekarang.

Baru didapuk menjadi Presiden PKS, Ahmad Syaikhu sudah menerima penghargaan Rising Star of Democracy 2020 di ajang Teropong Democracy Award (TDA). Ia dinilai memenuhi kriteria sebagai tokoh baru yang bisa memperjuangkan demokrasi di panggung politik nasional.

9. Salim Segaf Al Jufri

Salim Segaf Al Jufri pernah dipercaya selama empat tahun sebagai Duta Besar RI untuk Kerajaan Arab Saudi dan Kesultanan Oman sejak tahun 2005. Ia yang mengenyam pendidikan S1 sampai S3 di Universitas Islam Madinah itu pun dipilih menjadi Menteri Sosial periode 2009-2014. 

Sementara itu, dalam Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Salim sempat menjabat sebagai Ketua Dewan Syariah. Lalu, pada tahun 2015, ia dipercaya menjadi Ketua Majelis Syuro PKS dengan tanggung jawab bisa mempererat ideologi partai. Adapun jabatan ini masih ia pegang hingga kini.

Kontributor : Xandra Junia Indriasti

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI