Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) belakangan ini disebut-sebut masuk radar bakal calon presiden untuk mendampingi Ganjar Pranowo dalam Pilpres 2024 mendatang. Menanggapi adanya hal tersebut, beberapa pihak menyoroti dan mencium adanya persatuan antar dua partai yang sebelumnya dikenal memiliki hubungan yang tidak cukup baik.
Seperti diketahui, perseteruan politik antara Partai Demokrat dan PDI Perjuangan sudah terjadi sejak beberapa tahun yang lalu. Menjelang Pilpres 2019 lalu, Ketua Umum Partai Demokrat saat itu yakni Susilo Bambang Yudhoyono mengakui bahwa hubungan dengan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri masih belum membaik.
SBY menjelaskan bahwa usahanya sejauh ini dalam memperbaiki hubungannya tidak pernah membuahkan hasil.
‘Perang dingin’ antara kedua pemimpin parpol fenomenal tersebut mulai tercium sejak akhir 2003 pada saat SBY memutuskan untuk maju bersaing dengan Megawati dalam pilpres 2004.
Baca Juga: Serang Balik! PDIP Nilai Anies Sengaja Ciptakan Narasi Dijegal: Rakyat Sudah Lihat Kinerjanya
Pada saat itu, SBY masih menduduki jabatan sebagai Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan (Menkopolhukam) pada era Presiden Megawati. Ketua Umum PDIP tersebut pun merasa kecewa karena seharusnya SBY mundur dari jabatannya sebagai Menkopolhukam.
Di tengah situasi yang semakin memanas, Sekretaris Menkopolhukam saat itu yakni Sudi Silalahi mengungkapkan keluhan SBY yang tidak diajak rapat kabinet dan merasa dikucilkan oleh pihak istana.
Suasana semakin memanas saat suami Megawati Taufiq Kiemas angkat suara pada saat itu, ia menyebut bahwa SBY seperti anak kecil yang karena dianggap tidak berani bicara langsung dengan Megawati. Taufiq menyebut bahwa SBY hanya mampu berkoar di media massa.
Sejak saat itu, banyak simpati bermunculan kepada SBY. Hingga akhirnya, nama SBY terus meroket hingga memenangkan pemilu mengalahkan Megawati. Sejak kekalahannya tersebut, Megawati enggan datang dalam setiap pemilu SBY.
Demokrat: Terima kasih, Kita Beda Posisi
Kemunculan nama AHY dalam cawapres Ganjar Pranowo tersebut mendapatkan respons dari Partai Demokrat. Anggota Majelis Tinggi Partai Demokrat Syarief Hasan mengucapkan terima kasih karena AHY sudah masuk radar cawapres Ganjar, tetapi partai Demokrat menyebut bahwa ia memiliki posisi yang berbeda dalam berkoalisi.
Syarief menegaskan pihaknya masih konsisten berada dalam Koalisi Perubahan dan Persatuan (KPP) bersama Partai NasDem dan PKS untuk mengusung capres Anies Baswedan.
PDIP: Kami Serius, Tidak Main-main
Terkait dengan penyebutan AHY sebagai cawapres Ganjar oleh Puan, PDIP menegaskan hal tersebut adalah hal yang serius, bukan untuk memecah Koalisi Perubahan yang sebelumnya telah mengusung Anies Baswedan sebagai capres.
Hal tersebut ditegaskan oleh Ketua Dewan Pimpinan Pusat PDIP Said Abdullah. Ia menyebut bahwa partainya serius membidik AHY untuk mendampingi Ganjar Pranowo dalam Pilpres 2024.
Kontributor : Syifa Khoerunnisa