Suara.com - Ketua Majelis Syuro Partai Ummat Amien Rais menyemrot Presiden Jokowi yang menyatakan cawe-cawe alias ikut campur dalam Pilpres 2024. Dia menilai pernyataan Jokowi itu tidaklah beretika.
"Hentikan manuver ugal-ugalan Anda, manuver politik. Kalau tidak menghentikan manuver politik yang ugal-ugalan itu, saya khawatir Anda bisa terjungkal di tengah jalan," kata Amien Rais di kanal YouTube miliknya, Amien Rais Official.
Simak sepak terjang Amien Rais yang semprot cawe-cawe Jokowi berikut ini.
Sepak terjang Amien Rais
Amien Rais merupakan salah satu tokoh penting di akhir era pemerintahan Presiden Soeharto yang menentang kebijakan Orde Baru. Sebelum orde baru runtuh, Amien bersama 50 tokoh cedekiawan dan budayawan mendirikan Majelis Amanat Rakyat (MARA) pada Mei 1998.
Ketika itu Amien yang menjabat sebagai juru bicara turut membacakan tuntutan agar Presiden Soeharto mundur dari jabatannya. Setelah pemerintahan orde baru runtuh, Amien mendorong BJ Habibie menyatakan diri sebagai pemerintahan transisional. Dia juga mendesak agar pemilu dipercepat.
MARA kemudian bertransformasi menjadi partai politik pada Agustus 1998 yang kini jadi Partai Amanat Nasional (PAN) dan masih eksis. Dia menjabat sebagai ketua umum sampai tahun 2005.
Akhir tahun 1998, Amien diusung PAN sebagai calon presiden sebagaimana rekomendasi Rapat Kerja Nasional (Rakernas) PAN pertama di Bandung. Sayangnya hasil Pemilu 1999 menyatakan PAN hanya mampu mendapat 34 kursi di DPR.
Walau demikian, Amien dipilih menjadi MPR hasil pemilu. Dia menjabat sebagai Ketua MPR periode 1999-2004 di era pemerintahan Abdurrahman Wahid (Gus Dur)- Megawati Soekarnoputri. Namun Amien menyorot kepemerintahan Gus Dur di pertengahan tahun 2000 dan menyatakan kekecewaan pada kinerjanya.
Baca Juga: Naik Andong ke Malioboro Bareng Keluarga, Jokowi Bagi-bagi Uang
Langkah Amien kemudian menyatakan siap berkoalisi dengan PDIP. Kala itu, Amien yang menjabat sebagai Ketua MPR mendesak Gus Dur untuk mundur dari presiden. Hingga akhirnya pada 23 Juli 2001, Gus Dur dimakzulkan lewat Sidang Istimewa MPR.
Pada tahun 2004, Amien dicalonkan sebagai calon presiden dengan wakilnya Siswono Yudhohusoso. Namun Amien harus mengubur keinginannya jadi presiden.
Dia hanya dapat posisi keempat di bawah Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)-Jusuf Kalla, Megawati Soekarnoputri-Hasyim Muzadi, serta Wiranto-Salahuddin Wahid.
Keluar dari PAN dan dirikan Partai Ummat
Pada 11 Februari 2020, Amien keluar dari PAN setelah Zulkifli Hasan atau biasa disapa Zulhas terpilih jadi ketua umum. Amien kemudian mendeklarasikan Partai Ummat pada 29 April 2021.
Sementara itu Partai Ummat jadi partai terakhir yang lolos sebagai peserta Pemilu 2024. Dengan bertambahnya Partai Ummat sebagai peserta, maka hingga kini total ada 24 partai politik peserta Pemilu 2024.
Kontributor : Trias Rohmadoni