Suara.com - Bakal calon presiden dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan, Anies Baswedan mulai menunjukkan sepak terjangnya dengan melontarkan sejumlah kritik dan sindiran pada kubu lawannya.
Kritikan itu juga ia arahkan kepada pemerintahan Presiden Joko Widodo atau Jokowi yang menurutnya masih memiliki sejumlah kekurangan.
Apa saja sepak terjang yang dilakukan Anies Baswedan dalam beberapa waktu belakangan ini? Simak ulasannya berikut ini.
Sindir capres yang suka tampil di medsos
Baca Juga: Cek Fakta: Mahfud MD Sebut Penangkapan Jhonny G Plate Hanya Upaya Jegal Anies Baswedan, Benarkah?
Dalam acara ‘Temu Kebangsaan Relawan Anies Baswedan’ yang digelar pada Minggu (21/5/2023) di Tennis Indoor Senayan, Jakarta Pusat, Anies melontarkan kritik untuk capres yang gemar tampil di media sosial.
Sindiran itu bermula ketika Anies bercerita ketika dirinya pergi mengunjungi pelosok daerah untuk bertemu dengan masyarakat. Menurut dia, kegiatan tersebut ia lakukan dengan senyap, tanpa publikasi media massa, termasuk unggahan di media sosial.
Sebab, ia menekankan, kunjungannya ke daerah bukan untuk selfie dan lalu diunggah ke medsos. Terlebih hal itu dilakukan sambil berolahraga lari.
Meski tak menyebut satu nama pun, publik bisa dengan mudah menebak capres siapa kira-kira yang ia sindir, yakni Ganjar Pranowo, capres yang diusung PDI Perjuangan.
Sindiran itu bahkan sempat ditanggapi oleh salah satu politikus senior PDI Perjuangan, Hendrawan Supratikno. Ia tidak mempermasalahkan sindiran Anies tersebut. Menurutnya, aksi saling sindir dan saling memuji dalam politik adalah hal yang biasa.
Minta relawannya bereaksi saat baliho dirusak
Masih dalam acara yang sama, Anies mengaku mengetahui adanya insiden perusakan sejumlah balihonya di daerah. Untuk itu ia meminta agar relawannya tak gentar dan takut dengan aksi anarkisme itu.
Mantan Gubernur DKI Jakarta ini juga meminta relawannya melapor ke kepolisian jika melihat baliho bergambar dirinya dirusak.
"Jangan gentar bila ada baliho dirobek. Bila ada poster dirobek, jangan cuma difoto, berikan laporan ke kepolisian! Nanti kita tunjukkan siapa, yang menghargai pendapat dan aspirasi," kata Anies dalam pidatonya.
Anies juga meminta kepada relawannya agar tidak melakukan aksi serupa, yakni merusak baliho, spanduk atau poster calon presiden lainnya, termasuk membuat spanduk penolakan kehadiran sosok capres pesaingnya.
Sebelumnya, perusakan baliho Anies terjadi di Jember, Jawa Timur. Sejumlah baliho Anies yang terpasang di sepanjang jalan dari bandara Notohadinegoro hingga hotel Anies menginap, dirusak oleh orang tak dikenal.
Singgung maraknya mafia di Indonesia
Keberadaan mafia di Indonesia juga tak luput dalam pidato Anies di Tennis Indoor Senayan, Minggu (21/5/2023) lalu.
Ia meyebut sejumlah kasus yang pernah terjadi di Indonesia belakangan ini, mulai dari institusi kepolisian hingga Direktorat Jenderal Pajak. Meski tidak menyebut nama, tetapi jelas mafia yang dimaksud Anies adalah Ferdy Sambo hingga Teddy Minahasa.
Anies juga secara khusus meminta Kapolri Listyo Sigit Prabowo untuk bekerja ekstra keras dalam menangani persoalan di institusinya.
"Ada jenderal membunuh (ajudan sendiri). Ada (polisi) yang menyelundupkan narkoba, pegawai pajak yang hartanya fantastis. Kapolri harus kerja ekstra untuk kembali mengembalikan kepercayaan publik, Ibu Menteri keliling sana-sini untuk menjaga barisan," kata Anies.
Kritik Jokowi soal pembangunan infrastruktur
Dalam acara Milad ke-21 Partai Keadilan Sejahtera di Istora Senayan Jakarta, pada Sabtu (20/5/2023), Anies blak-blakan mengeritik pemerintahan Jokowi mengenai pembangunan jalan.
Dalam kesempatan itu, Anies menyebut pembangunan jalan yang dilakukan di era pemerintahan Jokowi masih kalah jika dibandingkan dengan era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Menjurut dia, Jokowi hanya membangun 63 persen tol yang ada di Indonesia, atau tepatnya 1.569 km dari 2.499 km yang ada. Hal senada juga pernah diungkapkan oleh Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono sebelumnya.
AHY sempat mengklaim tak sedikit infrastrutur yang dibangun di era Jokowi merupakan peninggalan proyek yang telah digagas di era SBY.
Kontributor : Damayanti Kahyangan