Suara.com - Pendaftaran bakal calon legislatif (caleg) yang dibuka oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) mulai 1 Mei 2023 resmi ditutup pada Minggu 14 Mei 2023. Sejumlah 18 partai politik di tingkat nasional telah mendaftarkan sejumlah nama dari berbagai macam latar belakang.
Pun juga dari latar belakang dunia hiburan tanah air yang namanya kerap menghiasi layar kaca. Sejumlah partai politik besar, seperti Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Golkar, Gerindra, PAN hingga PKB pun menampilkan sejumlah kalangan dari artis. Namun hal tersebut disikapi kritis oleh pegiat di Komunitas Warga Muda yang concern dalam pembangunan kelompok muda dalam partisipasi kebijakan kepemudaan.
Komisaris Warga Muda Giovanni Helmi Munif mengemukakan, jika yang dilakukan partai politik dengan menarik figur populer sebagai upaya jalan pintas saja.
"Dengan partai politik memasang figur dari kalangan artis atau orang yang sudah terkenal lebih mudah untuk menarik suara masyarakat, tapi harusnya partai politik merekrut orang yang tidak hanya populer saja tapi punya kemampuan benar benar mau mengabdi dan berkerja untuk masyarakat," katanya kepada Suara.com.
Baca Juga: Siapa Artis yang Daftar Caleg 2024? Cek Nama dan Partai Pengusungnya di Daftar Ini
Meski begitu dengan banyaknya caleg artis yang maju dalam pemilihan legislatif tidak menjadi jaminan bakal dipilih oleh kalangan muda. Apalagi saat ini banyak dari kalangan muda yang kritis.
"Kalau dari perspektif anak muda, belum tentu (dipilih), karena pemuda saat ini sudah cakap dengan kemajuan teknologi dan digitalisasi. Dengan cepatnya informasi hari ini, anak muda lebih mudah mendapatkan informasi dari berbagai media dan pemuda hari ini dapat menganalisis terlebih dahulu track record maupun kemampuan bacaleg dari kalangan artis ini," ujarnya.
Ia juga memastikan, jika generasi muda dari kalangan Gen Z, misalnya akan lebih melihat kompetensi sosok caleg.
"Kalau memang bacaleg ini benar-benar berkompeten menurut generasi muda atau Gen Z ini, ia akan dipilih. Akan tetapi, kalau hanya modal popularitas saja saya rasa anak muda hari ini sudah cerdas untuk memilih mana yang lebih baik," ungkapnya.
Ia pun mengamini jika perkembangan zaman dan teknologi informasi hari ini akan membuat kelompok muda menjadi cerdas dalam memilih sosok yang bakal dipilih mewakili suara anak muda di parlemen.
Baca Juga: Masuk Daftar Artis Nyaleg di Pemilu 2024, Aldi Taher Cium Kaki Ibu Sebelum Daftarkan Diri ke KPU
"Saya percaya anak muda hari ini lebih cerdas dalam memilih calon pemimpin mereka. Jadi modal popularitas aja nggak cukup," tegasnya.
Sementara itu, Peneliti dari The Indonesian Institute Arfianto Purbolaksono mengemukakan, caleg artis yang diajukan parpol sebenarnya tidak efektif untuk menjaring pemilih muda. Apalagi jika artis tersebut bukan dari kalangan usia yang mewakili kelompok muda seperti dari generasi Gen Z.
"Bisa jadi saat ini untuk artis idola generasi Z dia adalah seorang YouTuber atau TikToker. Maka artis yang sudah berumur tidak banyak dikenal oleh generasi Z," katanya kepada Suara.com.
Arfianto mengemukakan, saat lembaganya melakukan survei kepada pemilih muda, terungkap ada tiga alasan anak muda memilih pada tahun 2019 silam. Dari tiga hasil yang tersimpulkan, Arfianto mengemukakan, ada pekerjaan rumah bagi parpol karena pendeknya waktu kampanye.
"Pertama, karena visi, misi caleg. Kedua, karena program partai. Ketiga, karena sosok atau figur yang dikenal. Untuk poin yang pertama dan kedua tentunya akan menjadi PR bagi parpol, karena saat ini proses kampanye berjalan lebih pendek dibandingkan dengan Pemilu 2019 yang lalu," jelasnya.