Infografis
Suara.com - Tiga nama usulan calon presiden (capres) disampaikan oleh Musyawarah Rakyat (Musra) kepada Presiden Joko Widodo.
Ketiga nama tersebut yakni Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto, dan Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto. Meski telah menerima nama tersebut, Jokowi belum memilih salah satu dari ketiga usulan nama tersebut dan enggan tergesa-gesa menentukannya.
Jokowi menegaskan Indonesia membutuhkan pemimpin yang dekat dengan rakyat dan pemberani.
"Rakyat kita butuh pemimpin yang tepat, butuh pemimpin yang benar, yang dekat dengan rakyat. Yang paham hati rakyat, yang tahu kebutuhan rakyat, yang mau bekerja keras untuk rakyat. Itu yang dibutuhkan. Dan pemberani. Yang berani, pemberani demi rakyat," kata Jokowi pada acara Musyawarah Rakyat (Musra) di Istora Senayan, Jakarta, Minggu (14/5/2023).
Baca Juga: CEK FAKTA: Jokowi dan Megawati Restui Duet Ganjar dengan Prabowo
Dari ketiga nama tersebut, siapa kira-kira sosok yang paling pemberani jika dilihat dari rekam jejak kariernya?
Prabowo Subianto
Prabowo adalah Menteri Pertahanan di Kabinet Indonesia Maju sejak 2019. Sosoknya telah berkecimpung di dunia militer. Selain itu, Prabowo juga menempuh pendidikan di beberapa negara di dunia.
Keberanian Prabowo yang terbaru yakni dirinya berencana akan mengunjungi lokasi tempur KKB. Selain itu, Prabowo juga berjanji akan memberi alat utama sistem persenjataan sebagai bekal para TNI beroperasi di Papua yakni Batalyon Infanteri (Yonif) Para Raider 330/Tri Dharma.
Dulunya, Prabowo Subianto pernah bertempur di Timor Timur bersama temannya yang gugur dalam tugas. Selain itu, Jokowi juga menyebut prabowo sebagai pemipin yang pemberani dan dekat dengan rakyat pada Minggu (14/5/23) dalam acara puncak Musra.
Baca Juga: Berencana Temui SBY, Prabowo: Pertemuan Biasa, Sesama Purnawirawan
Riwayat Prabowo tersebut lantas diklaim oleh pendukungnya sebagai sosok yang memenuhi kriteria pemimpin pemberani sesuai ucapan Jokowi.
"Kalau pemimpin berani dan dekat dengan rakyat memang tidak salah kalau diidentikkan dengan Pak Prabowo," ujar Habiburokhman lewat keterangannya, Senin (15/5/2023).
Airlangga Hartarto
Airlangga Hartarto yang merupakan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian ini juga merupakan Ketua Umum Partai Golkar sejak 2017. Pendidikannya terakhir yakni Master of Management Technology di University of Melbourne dan MBA di Monash University, Melbourne.
Berkaitan dengan keberaniannya, Airlangga lebih menegaskan bahwa anak muda harus tangguh terhadap tantangan karena membentuk diri. Hal ini disampaikannya melalui akun Instagramnya pada Selasa (19/4/22).
''Saya menitip pesan agar anak muda hari ini haruslah memiliki keberanian dan kemampuan untuk berkarya dan berwirausaha. Anak muda juga harus tangguh menjalani berbagai tantangan yang ada. Tantangan adalah bagian dari proses membentuk diri sekaligus meningkatkan kemampuan serta kepercayaan diri,''tulisnya.
Ganjar Pranowo
Ganjar Pranowo merupakan Gubernur Jawa Tengah yang pernah menjabat sebagai anggota DPR RI Fraksi PDI Perjuangan pada 2004 hingga 2009 dan 2009 hingga 2013. Ganjar adalah alumni Universitas Gadjah Mada jurusan Hukum. Kemudian ia melanjutkan pendidikannya di jurusan Ilmu Politik di Universitas Indonesia.
Soal keberaniannya, Ganjar baru-baru ini secara terang-terangan menolak kedatangan Timnas Israel pada Piala Dunia U-20. Baginya, ini adalah sikap mendukung perdamaian dunia khususnya Palsetina. Meskipun mendapatkan sorotan dari berbagai pihak, Ganjar tidak gentar dan tetap menunjukkan sikap penolakan tersebut.
"Dicaci dan dibully adalah risiko yang kadang kita harus ambil dari pilihan itu. Karena memang apa yang kita lakukan tidak selalu bisa memuaskan semua orang," kata Ganjar di Instagram menanggapi ketidaksetujuan masyarakat atas sikapnya, Kamis (30/3/2023).
Selain itu beberapa keputusan tidak populer juga berani dilakukan Gubernur Jateng ini. Ganjar juga tidak segan memecat guru yang merundung muridnya. Hal ini disampaikan saat agenda kunjungannya ke SMAN 1 Sumberlawang, Sragen buntut kasus perundungan siswi berinisial S karena tidak mengenakan jilbab.
Kontributor : Annisa Fianni Sisma
