Janji Kampanye Belum Tuntas, Demokrat Minta Jokowi Fokus Kerja Bukan Cawe-cawe Pilpres

Jum'at, 12 Mei 2023 | 10:09 WIB
Janji Kampanye Belum Tuntas, Demokrat Minta Jokowi Fokus Kerja Bukan Cawe-cawe Pilpres
Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo (Jokowi). [setkab.go.id]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kepala Badan Komunikasi Strategis DPP Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra menegaskan bahwa presiden atau menteri di kabinet menitip nama capres-cawapres untuk Pilpres 2024.

"Kalau mengerti demokrasi, ini bisa dianggap intervensi bahkan intimidasi dalam bentuk halis. Karena bukan ranahnya pemerintah memikirkan siapa capres dan cawapres selanjutnya," ujar Herzaky dalam keterangan tertulisnya, Kamis (11/5/2023).

Menurutnya, tugas pemerintah menjalankan kebijakan dan program yang bermanfaat untuk rakyat karena masih banyak janji kampanye yang belum tuntas dalam waktu yang tinggal 1,5 tahun ini.

"Masih banyak rakyat yang tenggelam dalam kemiskinan, karena sulit mendapatkan pekerjaan dan tingginya biaya hidup akibat harga sembako terus melonjak. Pemerintah fokus saja dengan kerja-kerja utamanya mengurus rakyat yang sedang kesusahan," lanjut Herzaky.

Ia juga berharap ada keberlanjutan pembangunan dan meminta pemerintah untuk merancang cetak biru pembangunan.

"Baik jangka pendek, jangka menengah, maupun jangka panjang seperti era Pak SBY. Menyiapkan fondasi pembangunan buat era selanjutnya. Bukan malah sibuk dorong koalisi A atau koalisi B, dorong capres A atau B, cawapres C atau D," ujarnya.

Herzaky menilai pemerintah harus memastikan Pileg dan Pilpres 2024 berjalan dengan demokratis, jujur, adil, tanpa intervensi, tanpa intimidasi, dan tanpa kecurangan.

"Bukan malah sejak awal mau geser-geser pemilu, perpanjang masa jabatan, dan sekarang sibuk mau atur-atur siapa calon pemimpin selanjutnya," tegasnya.

Menurut Herzaky, wajar saja jika demokrasi Indonesia kualitasnya semakin menurun pada era Presiden Jokowi ini.

Baca Juga: Gala Dinner KTT ASEAN di Labuan Bajo, Presiden Joko Widodo Joget Fa Mi Re

"Karena pemimpin-pemimpinnya di kabinet tidak bisa membedakan, mana praktik-praktik demokrasi dan mana praktik-praktik monarki atau kerajaan," jelasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI