Suara.com - Koalisi besar yang direncanakan Gerindra-PKB serta Golkar sudah satu pandang dengan sosok calon presiden, yakni sama-sama mengusung Prabowo Subianto. Kekinian ketiga partai tinggal menentukan siapa sosok calon wakil presiden.
Golkar sendiri sudah mengajukan proposal untuk mendorong Airlangga Hartarto sebagai cawapres. Sementara PKB, dalam keputusannya ingin mendorong Muhaimin Iskandar atau Cak Imin maju pemilihan presiden.
Lantas apakah itu menandakan ada perebutan kursi cawapres antara PKB dan Golkar untuk mendampingi Prabowo?
Terkait itu, Ketua DPP Golkar Nusron Wahid menampik pihaknya berebut kursi cawapres dengan PKB.
Baca Juga: Putuskan Usung Prabowo Capres, Gerindra-PKB Sudah Bicara dari Hati ke Hati
Menurut Nusron, masing-masing pihak hanya sebatas menawarkan kandidat. Selebihnya, siapa cawapres yang tepat, Prabowo sebagai user yang menentukan.
"Tidak memperebutkan, kami membicarakan dan saling menawarkan dan user-nya adalah Pak Prabowo, siapa yang mau menerima siapa," kata Nusron di Pulau Dua, Jakarta Pusat, Rabu (10/5/2023).
Adapun Gerindra, disampaikan Nusron tidak ikut dalam tim ini pembentukan koalisi besar lantaran Gerindra sudah punya ketetapan mengsung Prabowo.
"Gerindra posisinya sudah settle dengan Prabowo," kata Nusron.
Ajukan Airlangga Cawapres
Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR) ternyata sudah menyepakati mengusung Prabowo Subianto senagai calon presiden. Keputusan itu tampaknya diikuti Partai Golkar yang kekinian sedang merapatkan barisan dengan Gerindra dan PKB dalam membangun koalisi besar.
Pertanda Golkar menyepakati Prabowo menjadi capres ialah lewat proposal yang telah mereka ajukam. Dalam proposal tersebut Golkar sekaligus mendorong nama ketua umum mereka, yakni Airlangga Hartarto menjadi calon wakil presiden.
"Salah satu proporsal adalah Prabowo presiden, dan wakil presidennya dari KIB yaitu Airlangga Hartarto," kata Kepala Bappilu Presiden Perwakilan Nusron Wahid di Pulau Dua, Rabu (10/5/2023).
Ketua DPP Partai Golkar ini menyebut proposal tersebut sudah diaminkan PKB dan juga PAN, partai di Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) yang digadang akan bergabung di koalisi besar.
"Tapi itu harus diterima, dan diterima oleh PKB dan PAN yang ikut bergabung di sini," kata Nusron di Pulau Dua, Jakarta Pusat, Rabu (10/5/2023).
Kendati begitu, semua keputusan masih dalam proses perembukan. Partai-partai di koalisi besar masih mencari kesamaan.
"Tapi di sinilah kita bekerja supaya terjadi titik temu. Semangat kerjanya adalah niat untuk menang dan cara kerja untuk menang, dan kalau sudah ketemu semangat kerjanya, dan figur itu nomor sekian," ujar Nusron.