Tuding Jokowi Kumandangkan Perang Jelang Pilpres, KSP Balas Benny K Harman Demokrat: Jangan Baperan Kalau Gak Diajak!

Selasa, 09 Mei 2023 | 12:04 WIB
Tuding Jokowi Kumandangkan Perang Jelang Pilpres, KSP Balas Benny K Harman Demokrat: Jangan Baperan Kalau Gak Diajak!
Tuding Jokowi Kumandangkan Perang Jelang Pilpres, KSP Balas Benny K Harman Demokrat: Jangan Baperan Kalau Gak Diajak! [Sekretariat Presiden]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP) Ade Irfan Pulungan mengatakan pernyataan Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Benny K Harman soal Presiden Jokowi cawe-cawe urusan Pilpres 2024, hanya tuduhan belaka.

Ia memandang Benny hanya berimajinasi belaka. Sebab fakta dan bukti dari tuduhan Jokowi cawe-cawe itu tidak ada.

"Sebenarnya enggak perlu direspons, apa yang disampaikan itu enggak ada yang benar gitu. Itukan sebuah imajinasi atau sebuah tuduhan yang buktinya, faktanya memang tidak ada sama sekali," kata Irfan kepada wartawan, Selasa (9/5/2023).

Irfan menegaskan tidak ada campur tangan Jokowi perihal Pilpres. Adapun pertemuan dengan para ketua umum partai politik di Istana berbicara seputar masalah kebangsaan.

"Siapa cawe-cawe, nggak ada cawe-cawe pertemuan itu pertemuan membicarakan pemerintahan. Memberitakan kenegaraan membicarakan kebangsaan dan kelanjutannya gimana, minta pendapat saran dari partai politik koalisi. Mungkin Pak Benny merasa seperti itu karena merasa enggak diajak karena bukan partai koalisi, jadi ya jangan juga baperan lah kalau enggak diajak," tuturnya.

Benny K Harman, Anggota Komisi III DPR dari Fraksi Demokrat saat rapat dengan PPATK di DPR. (tangkapan layar/Novian)
Benny K Harman, Anggota Komisi III DPR dari Fraksi Demokrat saat rapat dengan PPATK di DPR. (tangkapan layar/Novian)

Irfan sekaligus merespons anggapan Jokowi yang tidak netaral dala urusan Pilpres. Terlebih usai mengumpulkan enam ketua umum partai politik di Istana Merdeka, pekan kemarin.

"Nggak netralnya gimana, posisi beliau kan sebagai posisi presiden walaupun presiden itu kan jabatan politik. Jabatan politik karena dipilih oleh parpol itu konstitusi kan. Nggak netralnya gimana?" kata Irfan.

Menjawab simpang siur soal apa yang menjadi bahasan presiden bersama para ketum partai, Irfan meluruskan. Ia berujar pembahasan di Istana tersebut terkait progres Indonesia ke depan. Mulai dari bonus demografi hingga kesempatan Indonesia menjadi negara maju.

"Nah, kenapa diundang partai koalisi ya karena politik itulah yang akan memberikan arah ke depannya, yang memilih ke depannya terhadap siapa presidennya, siapa leadership, siapa presidennya. Begitu, jadi sesuai dengan konstitusi, parpol yang memberikan dukungan dan gabungan parpol untuk mencalonkan," imbuhnya.

Baca Juga: Syok Gegara Gibran Pamer Foto Keluarga, Warganet Auto Istigfar: Ya Allah Tobat

Tuding Jokowi Kumandangkan Perang

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI