Bela Jokowi usai Diminta Tiru Sikap Mega-SBY Tak Cawe-cawe Jelang Pemilu, PPP Skakmat Jusuf Kalla

Senin, 08 Mei 2023 | 14:35 WIB
Bela Jokowi usai Diminta Tiru Sikap Mega-SBY Tak Cawe-cawe Jelang Pemilu, PPP Skakmat Jusuf Kalla
Bela Jokowi usai Diminta Tiru Sikap Mega-SBY Tak Cawe-cawe Jelang Pemilu, PPP Skakmat Jusuf Kalla. (Antara/Andika Wahyu)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Ketua DPP Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Achmad Baidowi alias Awiek ikut menanggapi soal pernyataan Wakil Presiden ke-10 dan 12 Jusuf Kalla atau JK yang mewanti-wanti Presiden Joko Widodo (Jokowi) agar tak ikut campur urusan politik jelang Pemilu 2024. 

JK dalam pernyataannya sebelumnya meminta Jokowi meniru sikap Presiden ke-5 Megawati Soekarno Putri dan Presiden ke-10 dan 11 Susilo Bambang Yudhoyono atau SBY.

Terkait hal itu, Awiek awalnya menghormati JK sebagai tokoh senior baik di bidang politik maupun organisasi. Namun ia mengingatkan, bahwa Megawati tak seperti yang disebutkan JK, menurutnya, Mega juga pernah mengurusi urusan pencalonan Pemilu sebelum jabatannya berakhir di 2004.

Jokowi dan Jusuf Kalla. (Suara.com/Yasir)
Jokowi dan Jusuf Kalla. (Suara.com/Yasir)

"Sekedar mengingatkan, ibu Megawati itu waktu mengakhiri jabatan di 2004 dan maju lagi untuk periode berikutnya, beliau sudah barang tentu mengurus urusan pencalonan berikutnya," kata Awiek kepada wartawan, Senin (8/5/2023).

Menurutnya, pertemuan ketua umum partai politik koalisi di Istana dengan tidak mengajak 1 anggota koalisi bukan kali ini saja terjadi, di era sebelum Jokowi juga terjadi meskipun dalam konteks berbeda.

Ia pun menjelaskan, pertemuan Presiden jokowi dengan 6 parpol itu lebih banyak bicara masalag ekonomi, bonus demografi dan middle income trap dan Indonesia emas 2045.

"Kalau kemudian ada yang menyerempet isu politik hal itu tak bisa dihindari. Namanya saja pertemuan ketum parpol," tuturnya.

"Pertemuan itu digelar di malam hari, di luar jam kerja. Sejauh tidak ada UU yang dilanggar ya boleh-boleh saja," sambungnya.

Lebih lanjut, ia lantas menyindir balik JK kala masih menjabat sebagai wapres di 2019 dan berstatus sebagai dewan penasehat TKN Jokowi-Ma'ruf Amin.

Baca Juga: PKS Pede Tiga Daerah Ini Bakal Jadi Lumbung Suara Partainya di Pemilu 2024

"Pak JK Tahun 2019 sebagai wapres sekaligus menjadi dewan penasehat TKN Jokowi-Ma'ruf Amin. Apakah juga dapat dimaknai cawe-cawe untuk penggantinya di posisi wapres?" tuturnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI