Suara.com - Politikus PDI Perjuangan Masinton Pasaribu menegaskan bahwa tidak tepat apabila ada tuduhan Istana mencoba menjegal pencapresan Anies Baswedan. Ia justru lebih melihat kondisi Koalisi Perubahan untuk Persatuan yang masih terbilamg cair.
Hal itu ia nilai dari tidak kompaknya ketiga partai di Koalisi Perubahan dalam mengiklankan Anies sebagai bakal calon presiden dari masing-masing partai. Masiton melihat yang dominan memasang gambar Anies saat ini hanya NasDem, sementara PKS dan Demokrat tidak.
"Tadi dikatakan umpama, Mas Anies akan dijegal atau segala macam, katanya ada koalisi, koalisinya pernah nggak pasang gambar Anies, enggak ada juga. Koalisi penjajakan katanya mau Koalisi itu masih cair kok. Siapa bilang? Terus kita digiring Anies dijegal," kata Masinton dalam diskusi KedaiKOPI di Jakarta Pusat, Rabu (3/5/2023).
"PKS pernah enggak pasang gambar Anies, Demokrat pernah enggak pasang gambar Anies? Enggak pernah. Cuma NasDem saja yang terang-terangan pasang gambar Anies," ujar Masinton.
Baca Juga: Survei LSI: Menguat Sejak Januari, Elektabilitas Prabowo Jadi Capres Duduki Posisi Puncak
Menurut Masinton, Koalisi Perubahan masih berpotensi bubar. Terutama apabila tidak ada kecocokan di antara ketiga partai mengenai pilihan cawapres untuk Anies. Bila itu terjadi, menurut Masinton bukan berarti ada uapaya penjegalan, apalagi sampai menyalahkan pihak tertentu semisal Istana.
"Tidak ada kecocokan umpama cawapres dan kemudian bubar, lantas mau dituduhkan ke Istana? Ya kan nggak gitu juga itu yang saya katakan analisis itu prematur," kata Masinton.
Seharusnya, lanjut dia, ketiga partai segera mendefinitifkan keputusan baik mengusung Anies sebagai capres maupun pilihan cawapresnya. Sejauh ini yang terlihat masih sebatas penjajakan sehingga semua dinamika masih bisa terjadi.
"Kemudian nanti ini akan ditimpakan kalau ini gagal pacaran-pacaran bertiga ini untuk mengerucut nanti waduh ini gara-gara Istana, kita juga enggak tahu, jangan-jangan Pak AHY pasangannya pak Airlangga, terus nanti dibilang Istana digagalin. Ya kita dalam politik semua itu sangat mungkin dan ini masih sedang berproses," tuturnya.