Suara.com - Tak disangka nama Erick Thohir digadang-gadangkan bakal jadi penentu kemenangan dalam Pilpres 2024. Bahkan kuatnya pengaruh Menteri BUMN itu sampai diberi julukan khusus bernama 'Erick Thohir Effect' atau ETE.
Kemungkinan Erick Thohir menjadi 'man of the match' di Pilpres 2024 disampaikan oleh Ketua Umum Pergerakan Rakyat Berdaulat Wahab Talaohu. Menurutnya, pengaruh Erick tak terlepas dari elektabilitasnya sebagai calon wakil presiden atau cawapres yang terus melesat.
"Hasil survei Indikator Politik Indonesia menunjukkan ada Erick Thohir Effect (ETE) yang begitu kuat," ujar Wahab di Jakarta, Selasa (2/5/2023).
Sementara itu, elektabilitas nama-nama lain yang berpotensi sebagai cawapres justru mengalami stagnan hingga kemerosotan.
Baca Juga: CEK FAKTA: Megawati dan Ganjar Pranowo Bersama Pegang Kertas Bertuliskan Kata Ini?
Sosok Erick, kata Wahab, juga selalu sukses mendongkrak elektabilitas nama-nama bakal capres 2024, seperti Ganjar Pranowo dan Erick Thohir.
Terbukti berdasarkan hasil empat simulasi yang dilakukan oleh Indikator Politik Indonesia, sosok Erick selalu membawa pasangan capres keluar sebagai pemenang.
"Bisa kita lihat dalam simulasi pertama, pasangan Prabowo-Erick berada di urutan teratas dengan (elektabilitas) 32,8 persen. Sementara Ganjar-Sandiaga 32,5 persen dan Anies-AHY hanya 24,4 persen," beber Wahab.
Hal sama terjadi dalam simulasi Erick dipasangkan dengan Prabowo, untuk melawan pasangan Ganjar dan Ridwan Kamil. Hasilnya Erick tetap bisa membawa Prabowo meraih kemenangan meski tipis.
Prabowo-Erick mendapat suara responden sebanyak 34,4 persen dalam simulasi kedua. Sedangkan Ganjar-Ridwan Kamil meraih 33,1 persen. Disusul pasangan Anies-Khofifah mendapat elektabilitas 21,5 persen.
Baca Juga: Sentil Megawati? Relawan Ganjar: Capres Harus Merdeka, Bukan Boneka Siapapun
Selanjutnya di simulasi ketiga, pasangan Prabowo-Erick lagi-lagi meraih kemenangan melawan pasangan lain dengan catatan elektabilitas 33,6 persen. Kemudian pasangan Ganjar-Khofifah dengan raihan suara 32,7 persen, dan Anies-AHY 24,5 persen.
Begitu pula dengan simulasi keempat di mana kali ini Erick dipasangkan dengan Ganjar Pranowo. Taji Erick lagi-lagi terlihat karena berhasil mengantar Ganjar meraih kemenangan dalam simulasi tersebut.
"Simulasi terakhir saat (Erick) dipasangkan dengan Ganjar mendapat 35,8 persen, unggul cukup jauh dari Prabowo-Khofifah yang 30,5 persen dan Anies-AHY 24,1 persen," tambah aktivis reformasi 98 ini.
Maka bukan tidak mungkin Erick bisa membawa Prabowo atau Ganjar memenangi Pilpres 2024. Meski demikian, masih menjadi dilema terkait siapa yang bakal dipilih Erick jika jadi maju sebagai cawapres, mengingat sosoknya memiliki hubungan dekat dengan Prabowo dan Ganjar.
Wahab sendiri berpandangan bahwa tingginya kepercayaan publik terhadap Erick tak lepas dari kinerjanya. Erick dinilai memiliki kapabilitas, kapasitas dan loyalitas dalam melanjutkan pembangunan di pemerintahan Presiden Jokowi.
Bahkan sosok Erick dinilai berhasil mengantar BUMN menjadi garda depan dalam membantu pertumbuhan perekonomian di Indonesia yang sempat terguncang karena Covid-19. Faktor itu membuat sosok Erick menjadi disukai dan dikenal luas oleh masyarakat.
Wahab melanjutkan, tingkat kesukaan publik terhadap Erick bahkan sangat tinggi mencapai 83,4 persen. Tak sampai di situ, Erick juga menjadi satu-satunya figur di luar tiga bakal capres yang dinilai paling pantas meneruskan pemerintahan Jokowi, atau dengan kata lain layak maju sebagai capres.
"Erick dengan BUMN-BUMN-nya mampu menciptakan kemajuan ekonomi sehingga Erick Thohir Effect menjadi variabel penentu kemenangan pilpres 2024," tandas Wahab.
Disclaimer:
Artikel ini merupakan kerja sama Suara.com dengan Warta Ekonomi. Hal yang terkait dengan keseluruhan isi artikel menjadi tanggung jawab Warta Ekonomi.