Sekilas Profil Airlangga Hartarto, Ketum Golkar Disebut Berpotensi Jadi Cawapres Anies

Senin, 01 Mei 2023 | 19:00 WIB
Sekilas Profil Airlangga Hartarto, Ketum Golkar Disebut Berpotensi Jadi Cawapres Anies
Ketua Umum Partai Golkar, Airlangga Hartarto. [ANTARA/Aprillio Akbar]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Usai melakukan pertemuan dengan jajaran Partai Demokrat, Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto disebut sangat mungkin untuk menjadi calon wakil presiden (cawapres) bagi Anies Baswedan. Hal ini diungkap oleh Sekretaris Jenderal DPP PKS, Aboe Bakar Alhabsyi.

"Sangat mungkin (Airlangga menjadi cawapres bagi Anies), tapi itu dalam posisi pembicaraan yang masih panjang," ujar Aboe di Kantor DPP PKS, Jakarta Selatan, Senin (1/5/2023).

PKS sendiri membentuk Koalisi Perubahan bersama Demokrat dan NasDem untuk mengusung Anies sebagai calon presiden (capres). Airlangga Hartarto yang berpeluang menjadi cawapres membuat profilnya tak luput dari sorotan publik.

Profil Airlangga Hartarto

Baca Juga: Airlangga Hartarto Berpotensi Jadi Cawapres Anies Baswedan, Sekjen PKS: Tergantung Pendekatan

Airlangga Hartarto lahir di Surabaya pada 1 Oktober 1962. Ia merupakan anak dari mantan menteri Hartarto Sastrosoenarto dan R. Hartini Soekardi. Ia lulus dari SMA Kolese Kanisius, Jakarta. Di sekolah itu, ia diketahui aktif berorganisasi.

Ia sempat tergabung dengan OSIS sekolahnya dan menjabat sebagai wakil ketua. Setelah lulus, Airlangga melanjutkan studinya ke Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta. Saat menjadi mahasiswa jurusan Teknik Mesin, ia juga aktif berorganisasi.

Jejak Karier

Karier politik Airlangga Hartarto dimulai pada tahun 1998, saat bergabung dengan Partai Golkar. Di mana enam tahun setelahnya, ia dipercaya partai menjadi Wakil Bendahara. Lalu, pada 2009, ia berhasil meraih kursi DPR RI.

Saat itu, Airlangga menjadi Ketua Komisi VI periode 2009-2014 dengan sektor perindustrian, BUMN, UKM, koperasi, dan perdagangan. Beralih ke tahun 2017, ia menjabat Ketua Umum Partai Golkar. Penetapannya dilakukan melalui musyawarah anggota.

Baca Juga: PKS: Airlangga Hartarto Sangat Mungkin Jadi Cawapres Anies

Posisinya itu yang sekaligus mendukung Jokowi pada Pilpres 2014, membuat Airlangga terpilih menjadi Menteri Perindustrian. Lalu, dalam pemilihan selanjutnya, yakni tahun 2019, ia dipercaya untuk menjabat Menko Perekonomian sampai 2024.

Prestasi

Airlangga Hartarto tercatat menorehkan banyak prestasi selama menjadi pejabat publik. Pada tahun 2022, ia berhasil meningkatkan pertumbuhan ekonomi hingga mencapai 5,1%. Pencapaiannya itu diperkuat melalui sejumlah program.

Diantaranya, seperti Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) dan Pemulihan Ekonomi Kreatif. Keduanya berpengaruh bagi berbagai sektor yang terdampak pandemi COVID-19. Tak hanya itu, Airlangga pun membentuk program Kartu Prakerja untuk pekerja yang terkena PHK.

Beralih ke program selanjutnya, yakni Transformasi Digital Ekonomi Nasional (2021). Di mana tujuan pembuatannya, untuk mengembangkan potensi teknologi digital di semua sektor ekonomi. Tak ketinggalan, ia juga memaksimalkam program Kawasan Ekonomi Khusus (KEK).

Program itu akhirnya menemukan titik terang karena Omnibus Law yang ia usung mampu mempercepat pembangunan infrastruktur hingga meluasnya lapangan kerja. Airlangga bahkan memperbarui kebijakan 19 KEK termasuk Sorong, Papua.

Adapun dalam pembangunan infrastruktur yang dimaksud, ia turut memimpin proyek strategis nasional (PSN). Di mana salah satunya pencapaiannya, Airlangga menjadi pemimpin untuk proyek pembangunan jalan Tol Trans-Sumatera.

Elektabilitas

Lembaga Survei Indonesia (LSI) merilis tingkat elektabilitas sejumlah tokoh dalam bursa cawapres. Pemilihan dilakukan kepada 1.229 responden pada 31 Maret-4 April 2023 melalui wawancara telepon. Adapun hasilnya, Airlangga Hartarto berada di peringkat ke-7 dengan 2,7% suara.

Peneliti Indikator Politik Indonesia (IPI) Bawono Kumoro mengatakan bahwa Partai Golkar perlu realistis. Terlebih jika mereka ingin bergabung dengan Koalisi Perubahan dan mengusung sang ketum menjadi cawapres Anies. Sebab, elektabilitasnya tak cukup untuk bersaing dengan tokoh lainnya.

Kontributor : Xandra Junia Indriasti

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI