Sempat Anjlok Usai Tolak Timnas Israel, Elektabilitas Ganjar Kembali Meroket Pasca Diumumkan Jadi Capres

Sabtu, 29 April 2023 | 19:40 WIB
Sempat Anjlok Usai Tolak Timnas Israel, Elektabilitas Ganjar Kembali Meroket Pasca Diumumkan Jadi Capres
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo.
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Hasil survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) memperlihatkan hasil survei terkait elektabilitas Ganjar Pranowo. Survei menunjukkan elektabilitas Ganjar meningkat usai diumumkan sebagai calon presiden (capres) yang diusung Pilpres 2024.

Dalam survei yang dilakukan SMRC pada 25-28 April 2023, Ganjar mendapatkan dukungan terbanyak dari pemilih kritis nasional, yakni 20,8 persen.

"Ganjar mengalami kenaikan signifikan dari 13% pada 4-7 April 2023, baru setelah keputusan FIFA yang membatalkan Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia U20, menjadi 20,8 persen pada 25-28 April 2023 baru setelah keputusan PDIP mencalonkan Ganjar," kata Direktur Riset SMRC, Deni Irvani melalui keterangan persnya, Sabtu (29/4/2023).

Sementara itu, Prabowo Subianto dan Anies Baswedan masing-masing mendapatkan dukungan 15,8 persen dan 11,4 persen.

Baca Juga: Ganjar Pranowo Menerima Penghargaan dari Kemendagri, Jateng Dinobatkan Sebagai Provinsi Berkinerja Terbaik Nasional

Deni menyebut kalau hasil survei ini juga menunjukkan bahwa elektabilitas bakal calon presiden dalam tiga tahun terakhir cukup dinamis.

Lebih lanjut, Deni menerangkan bahwa pemilih kritis itu ialah pemilih yang memiliki akses ke sumber-sumber informasi sosial-politik secara lebih baik karena mereka memiliki ponsel sehingga bisa mengakses internet untuk mengetahui dan bersikap terhadap berita-berita sosial-politik.

"Mereka umumnya adalah pemilih kelas menengah bawah ke kelas atas, lebih berpendidikan, dan cenderung tinggal di perkotaan," ujarnya.

Menurut Deni, kelompok pemilih kritis ini cenderung lebih lebih bisa memengaruhi opini kelompok pemilih di bawahnya.

Kendati demikian, total pemilih kritis ini secara nasional diperkirakan hanya 80 persen. Karena itu, survei tersebut tidak mencerminkan populasi pemilih nasional 100 persen.

Baca Juga: CEK FAKTA: Gibran Siap Lepas Jabatan Demi Mantapkan Dukungan Terhadap Anies Baswedan

Sebagai informasi, survei nasional pemilih kritis ini dilakukan pada pemilik ponsel sebagai indikator pemilih kritis. Wawancara dengan responden dilakukan lewat telepon oleh pewawancara yang dilatih.

Sampel survei ini dipilih melalui metode random digit dialing (RDD).

RDD adalah teknik memilih sampel melalui proses pembangkitan nomor telepon secara acak. Dengan teknik RDD, sampel sebanyak 1021 responden dipilih melalui proses pembangkitan nomor telepon secara acak, divalidasi, dan discreening.

Validasi dan screening dilakukan untuk memastikan bahwa pemilik nomor telpon terpilih adalah warga negara Indonesia dan telah memiliki hak pilih (berumur 17 tahun plus atau sudah menikah). Margin of error survei ini diperkirakan ±3.1 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen, asumsi simple random sampling.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI