kotak suara

Survei SMRC: 30,4 Persen Pemilih Kritis Pilih Ganjar di Pilpres 2024, Siapakah Mereka?

Ria Rizki Nirmala Sari
Survei SMRC: 30,4 Persen Pemilih Kritis Pilih Ganjar di Pilpres 2024, Siapakah Mereka?
Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri resmi menunjuk Ganjar Pranowo sebagai capres dari PDIP pada Jumat (21/4/2023). (Foto dok. PDIP)

Sementara 15,8 persen memilih Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto.

Suara.com - Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) merilis hasil survei teranyar dengan tema Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024. Hasil survei menunjukkan sebanyak 30,4 persen pemilih kritis memilih Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo di pesta demokrasi tahun mendatang.

Sebanyak 1.021 responden diberikan pertanyaan "Siapa yang akan Ibu/Bapak pilih sebagai presiden sekarang ini jika hanya tiga nama berikut yang maju sebagai calon presiden?".

Hasilnya, banyak yang memilih nama Ganjar. Sementara 15,8 persen memilih Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dan 11,4 persen pemilih kritis memilih Anies Baswedan.

"Kalau calonnya Airlangga, Anies, Ganjar, dan Prabowo, dalam survei terakhir para pemilih kritis, Ganjar dipilih oleh 30,4 persen, Prabowo 29,5 persen, Anies 19,8 persen, dan Airlangga 2,9 persen. Sisanya belum menentukan pilihan. Ini mengindikasikan bahwa Ganjar dan Prabowo bersaing ketat di kalangan pemilih kritis sekarang ini," kata Direktur Riset SMRC, Deni Irvani dalam paparannya yang dikutip Sabtu (29/4/2023).

Baca Juga: Prabowo Ingin Bangun Sekolah Rakyat, Tampung Anak dari Keluarga Miskin Ekstrem

Prabowo Subianto (Instagram/@prabowo)
Prabowo Subianto (Instagram/@prabowo)

Meski Ganjal unggul di lingkup pemilih kritis, namun Prabowo terlihat lebih bisa menyerap pemilih kritis yang sebelum empat nama itu memilih nama-nama lain.

"Ini bisa terjadi karena Prabowo sudah dikenal hampir oleh semua pemilih (95%) sementara Ganjar masih lebih rendah kedikenalannya di kalangan pemilih ini," tuturnya.

Deni menerangkan bahwa pemilih kritis itu ialah pemilih yang memiliki akses ke sumber-sumber informasi sosial-politik secara lebih baik karena mereka memiliki ponsel sehingga bisa mengakses internet untuk mengetahui dan bersikap terhadap berita-berita sosial-politik.

"Mereka umumnya adalah pemilih kelas menengah bawah ke kelas atas, lebih berpendidikan, dan cenderung tinggal di perkotaan," ujarnya.

Menurut Deni, kelompok pemilih kritis ini cenderung lebih lebih bisa memengaruhi opini kelompok pemilih di bawahnya.

Baca Juga: Kocaknya Bocah SD Protes ke Prabowo gegara Makan Bergizi Gratis Terasa Hambar: Kecewa Hati Saya

Kendati demikian, total pemilih kritis ini secara nasional diperkirakan hanya 80 persen. Karena itu, survei tersebut tidak mencerminkan populasi pemilih nasional 100 persen.

Sebagai informasi, survei nasional pemilih kritis ini dilakukan pada pemilik ponsel sebagai indikator pemilih kritis. Wawancara dengan responden dilakukan lewat telepon oleh pewawancara yang dilatih.

Sampel survei ini dipilih melalui metode random digit dialing (RDD).

RDD adalah teknik memilih sampel melalui proses pembangkitan nomor telepon secara acak. Dengan teknik RDD, sampel sebanyak 1021 responden dipilih melalui proses pembangkitan nomor telepon secara acak, divalidasi, dan discreening.

Validasi dan screening dilakukan untuk memastikan bahwa pemilik nomor telpon terpilih adalah warga negara Indonesia dan telah memiliki hak pilih (berumur 17 tahun plus atau sudah menikah). Margin of error survei ini diperkirakan ±3.1 persen pada tingkat kepercayaan 95%, asumsi simple random sampling.