Dalam cuitannya yang lain, Said Didu mempertanyakan apakah langkah Jokowi tersebut adalah upaya untuk melanggengkan oligarki.
“Mengatur persekongkolan oligarki ?” demikian kicau Said Didu pada Kamis (27/4/2023).
Cuitan Said Didu itu lantas mendapatkan tanggapan dari warganet lainnya. Pro dan kontra di kalangan warganet pun tak terhindarkan.
“Presiden yang sekaligus petugas partai dapat tugas dari partai nya untuk mendukung Capres yang ditugaskan oleh partai nya,” tulis salah satu warganet.
“Monarchy berkedok Demokrasi. Nanti Presiden 2024 menguasai smp 2034 & digantikan putra mahkota yg skr berjasa menaikkan dia, 10 thn nanti berkuasa digantiin adiknya 10thn,” sambung warganet lainnya.
Di antara komentar yang masuk, ada juga warganet yang berupaya untuk membela Jokowi dan upayanya dalam mempertemukan para ketua umum parpol koalisi.
“Klo ketum partai sejalan dan sepemikiran dengan presiden soal suksesi capres..masa tdk boleh..,” sambung warganet lainnya.
“Maka-nya ikut Parpol om. Perbaiki dari legilatif atau pemerintah saat anda berkuasa,” timpal warganet lainnya.
Pandangan pengamat
Baca Juga: Dukung Kebijakan Jokowi, Anne Ratna Mustika Akan Kembangkan Pertanian Sorgum di Purwakarta
Menanggapi rencana Jokowi mengumpulkan para ketum parpol, Direktur Parameter Politik Indonesia (PPI) Adi Prayitno menyatakan, hal tersebut dilakukan Jokowi karena ia memiliki kepentingan dalam pencapresan Ganjar Pranowo.