Manuver Jokowi Jelang Pilpres 2024: Restui Koalisi Besar, Disebut Ingin Orang Dekat yang Menang

Rabu, 26 April 2023 | 11:00 WIB
Manuver Jokowi Jelang Pilpres 2024: Restui Koalisi Besar, Disebut Ingin Orang Dekat yang Menang
Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo (Jokowi). [setkab.go.id]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Jelang kompetisi politik Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024, semua pihak yang memiliki keterkaitan tengah sibuk mempersiapkannya. Tak terkecuali Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang disebut-sebut turut campur demi mempertahankan programnya.

Manuver itu diperlihatkan Jokowi saat beberapa kali meng-endorse sejumlah tokoh politik, seperti Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto. Saat itu, Jokowi menyebut bahwa Pilpres 2024 mendatang merupakan jatah Prabowo.

Tak hanya Prabowo, Jokowi juga kerap melemparkan kode-kode yang disebut mengarah pada sosok Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.

Endorse Prabowo dan Ganjar

Baca Juga: Momen Wapres Maruf Amin Berlebaran dengan Menhan Prabowo

Jokowi disebut-sebut kerap melakukan endorse bagi Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo. Hal ini diketahui saat ketiganya menghadiri acara panen raya di Kebumen, Jawa Tengah, Kamis (9/3/2023) lalu. Mereka bahkan menunjukkan kekompakan dengan berswafoto bersama.

Prabowo juga sering diikutsertakan dalam agenda sang presiden. Salah satunya ketika acara Istigasah dan Doa Bersama Rabithah Melayu-Banjar di Tabalong, Kalimantan Selatan, Jumat (17/3/2023). Saat itu, Prabowo pun mengungkap alasan mengapa Jokowi sering mengajaknya.

"Saya dulu tentara prajurit, saya mengerti bertempur, mengerti perang. Tapi kalau urusan negara saya banyak belajar dari Pak Joko Widodo, karena itu mungkin beliau bawa saya kemana-mana, mungkin beliau mau didik saya," ungkap Prabowo.

Sementara itu, menurut Direktur Eksekutif Lembaga Survei Indonesia (LSI) Djayadi Hanan, Jokowi sebetulnya ingin memasangkan Prabowo-Ganjar sebagai capres dan cawapres. Namun, usai Ganjar ditunjuk PDIP sebagai capres, Jokowi mungkin akan berupaya membujuk Prabowo untuk menjadi cawapres.

Beri Komando Pembentukan Koalisi Besar

Baca Juga: Sekjen PBNU Amini Gus Yaqut: Banyak Warga NU Inginkan Duet Ganjar-Erick

Sudah diketahui bahwa pada awal April lalu, Ketum Partai Gerindra Prabowo Subianto bertemu dengan Ketum PAN Zulkifli Hasan (Zulhas). Pertemuan itu dilakukan di rumah Prabowo di kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan untuk membahas lebih lanjut soal rencana koalisi besar.

Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia (PPI), Adi Prayitno menyebut bahwa koalisi itu berada di bawah komando Jokowi. Menurutnya, penggabungan akan dinamai Koalisi Kebangsaan lantaran diisi oleh partai-partai pendukung presiden.

"Tentu untuk mematangkan rencana koalisi besar kebangsaan. Koalisi ini bisa disebut koalisi siap laksanakan komando Jokowi. Pesan politiknya cukup kental, mudah dipahami bahwa koalisi kebangsaan adalah koalisi arahan Jokowi," ujar Adi kepada wartawan, Sabtu (8/4/2023).

Disebut Punya 2 Strategi Soft Landing

Politikus Denny Indrayana mengatakan bahwa Jokowi memiliki dua strategi soft landing dalam mengamankan Pilpres 2024. Lebih jelasnya agar posisinya setelah selesai menjabat, tetap aman dan nyaman.

Adapun bentuk soft landingnya, yakni program kerjanya dapat dilanjutkan, termasuk pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN). Lalu, memastikan tidak ada masalah atau kasus hukum yang menjeratnya serta keluarga.

"Beliau (Jokowi) ingin mendarat secara aman dan nyaman. Satu, proyek IKN berlanjut. Kedua, tidak ada masalah ataupun kasus hukum yang menjerat Jokowi ataupun keluarganya," kata Denny, dalam keterangan tertulis, Senin (24/4/2023).

Sementara perihal strategi, yang pertama ia menduga Jokowi ingin dua pasangan calon dalam Pilpres 2024 adalah orang dekatnya. Pasalnya, sosok yang tak sejalan, kemungkinan tidak akan melanjutkan program kerja.

Lalu, strategi kedua, yakni memecah suara dari capres Anies Baswedan dengan cara mendukung Prabowo Subianto. Jika sudah seperti ini, suara yang diperoleh Ganjar Pranowo selaku capres dari partainya, tentu bisa menjadi lebih banyak.

Kontributor : Xandra Junia Indriasti

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI