Suara.com - Pengamat Komunikasi Politik dari Universitas Esa Unggul, Jamiluddin Ritonga, menilai bahwa nama Mahfud MD dianggap belum pas atau cocok mendampingi Anies Baswedan maju di Pilpres 2024 mendatang. Setidaknya hal itu dilihat dari beberapa faktor.
"Kalau merujuk pada kriteria Jusuf Kalla, maka Mahfud belum masuk untuk menjadi cawapres Anies," kata Jamiluddin kepada wartawan, Kamis (20/4/2023).
Faktor pertama yang harus dipenuhi sebagai cawapres Anies yakni harus dapat membantu meningkatkan elektabilitas. Menurut Jamiluddin, untuk kriteria ini, Mahfud tentu belum memenuhi syarat.
"Suka tidak suka, elektabilitas Mahfud hingga saat ini sangat rendah. Elektabilitasnya masih jauh bila dibandingkan dengan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY)," tuturnya.
Baca Juga: Belum Resmi Jadi Kader, PPP Belum Terpikir Duetkan Sandiaga dengan Anies di Pilpres 2024
"Karena itu, elektabilitas Anies tidak akan terdongkrak bila didampingi Mahfud. Hal itu akan membuat peluang Anies menang menjadi kecil," sambungnya.
Kemudian faktor selanjutnya yakni cawapres Anies harus bisa bekerja sama. Jika dilihat dari kapasitasnya, kata Jamiluddin, memang Mahfud sangat mumpuni di bidangnya. Hal yang sama juga ada pada diri Anies. Hanya saja bila dua sosok yang punya kapasitas sama, kemungkinan bisa bekerja sama relatif kecil.
"Sebab, masing-masing sosok akan menonjolkan egonya. Hal ini akan menyulitkan untuk mencapai titik kesepakatan. Jadi, ada peluang Anies dan Mahfud akan sulit untuk bekerjasama dalam kesetaraan. Dua sosok ini mungkin baik untuk berdiskusi, tapi akan sulit untuk mencapai kesepakatan dalam pengambilan keputusan atau kebijakan," tuturnya.
Untuk itu, kata dia, dilihat dari dua faktor tersebut, Mahfud belum pas untuk mendampingi Anies. Menurutnya, Anies lebih baik dipasangkan dengan sosok lain agar peluang menang lebih terbuka.
"Dilihat dari nama-nama yang muncul, AHY masih sosok yang paling layak mendampingi Anies. Dua kriteria itu juga dapat dipenuhi AHY," ungkapnya.
Baca Juga: Heru Budi Bongkar Jalur Sepeda 'Warisan' Anies, DPRD DKI Bongkar Dugaan Ini
"Karena itu, Koalisi Perubahan lebih baik fokus meningkatkan elektabilitas Anies dan AHY daripada menjodohkan Anies dengan sosok lain yang belum jelas. Fokus itu diperlukan agar disisa waktu ini, Koalisi Perubahan sudah dapat secara sistematis dan intensif mensosialiaasikan pasangan capresnya," sambungnya.
Anies-Mahfud
Presiden PKS Ahmad Syaikhu sebelumnya bersilaturahmi ke sejumlah figur yang dianggap cocok menjadi pendamping Anies dalam Pilpres 2024. Salah satu nama yang muncul yang dianggap pantas menjadi bakal cawapres Anies ialah Mahfud MD.
"Ya tadi saya bilang, kita silaturahim ke Pak Mahfud," kata Syaikhu di kantor DPP PKS, Jakarta Selatan, Selasa (18/4/2023).
Dalam silaturahmi dengan Mahfud, Syaikhu turut meminta pandangan dan bertukar pikiran mengenai pasangan capres dan cawapres. Ia bahkan menanyakan kesediaan Mahfud untuk menjadi cawapres.
"Karena saya saat ini fokusnya mencari cawapres," ujar Syaikhu.
Selain Mahfud, Syaikhu mengakui banyak nama lain yang sudah ia datangi. Tetapi Syaikhu enggan menyebutkan siapa saja sosoknya. Satu hal yang jelas, nama-nama itu tidak jauh berbeda dari nama yang muncul di dalam survei.
"Banyak tokoh-tokoh, lah. Ada yang ingin disebutkan secara langsung, ada pula yang tidak. Jadi makanya saya kira gak perlu menyebutkan, tapi sebagiannya sudah muncul barangkali di media-media," ujarnya.
Syaikhu akan melaporkan hasil safarinya ke sejumlah figur itu kepada Ketua Majelis Syuro PKS Salim Segaf.
"Mungkin setelah lengkap saya akan melaporkan kepada Ketua Majelis Syuro dan akan dibawa ke Musyarah Majelis Syuro," tandasnya.