Suara.com - Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan atau PDIP, Hasto Kristiyanto, mengatakan, ketua umum Megawati Soekarnoputri tidak menunjuk calon presiden 2024, semata-mata didasarkan pada sisi elektabilitas figur tertentu saja.
Hal itu diungkapkan Hasto saat ditanya mengenai elektabilitas Ganjar Pranowo naik berdasarkan survei SMRC.
"PDIP punya banyak opsi, karena politik ini dinamis dan sekali lagi pengambilan keputusan terhadap capres akan dilakukan oleh Bu Megawati Soekarnoputri pada momentum yang tepat dan itu tidak didasarkan semata-mata pada aspek elektoral," kata Hasto di Jiexpo Kemayoran, Jakarta Pusat, Rabu (19/4/2023).
Hasto menyebut, variabel kepemimpinan itu sangat banyak. Menurutnya, pengalaman sejak 2004 sampai 2014 harus jadi pelajaran soal pemimpin hanya mengandalkan elektoral.
Baca Juga: Bikin Plot Twist, PDIP Bisa Ciptakan Koalisi Besar Kalau Usung Ganjar di Pilpres 2024
"2004, 2014, kita sudah banyak belajar ketika pemimpin hanya basisnya elektoral, pencitraan, yang diperlukan, itu bukan sosok yang bukan dari tampangnya keren, ganteng, punya visi, gelarnya banyak, tetapi mengambil suatu keputusan dan menetapkan arah masa depan," tuturnya.
Sementara itu, ia mengatakan, Ketua Umum DPP PDIP Megawati Soekarnoputri dalam mempersiapkan calon pemimpin akan melihat sosok yang kuat secara ideologi.
"Yang dicari oleh Bu Mega dan dipersiapkan oleh Bu Mega adalah pemimpin yang kokoh secara ideologi, pemimpin yang visioner, pemimpin yang mempuni, pemimpin yang punya kemampuan profesional, tetapi sekaligus memahami kehendak rakyat," pungkasnya.
Survei SMRC
Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) menyatakan dalam survei terbarunya jika elektabilitas Ganjar Pranowo secara tren kembali naik, terlebih pasca terjadinya dinamika soal penolakan Israel di Piala Dunia U-20.
Baca Juga: Lakukan Pertemuan Sore Ini, PPP Ngarep Punya Pilihan Politik yang Sama dengan PKS Jelang Pemilu 2024
Direktur Riset SMRC, Deni Irvani, dalam presentasi membeberkan jika hasil tersebut merupakan survei berdasarkan top of mind responden terhadap figur-figur sebagai capres.
"Ganjar mendapatkan dukungan 16,5 persen, sangat dekat dengan perolehan suara Prabowo Subianto, 16,3 persen. Urutan selanjutnya ditempati Anies Baswedan 9,8 persen," kata Deni dalam keterangannya, Sabtu (15/4/2023).
Deni menjelaskan, bahwa elektabilitas Ganjar secara tren alami kenaikan dari sebelumnya hanya 13 persen pada minggu pertama April 2023, kekinian menjadi 16,5 persen di minggu kedua April.
Sementara justru, kata Deni, untuk Prabowo Subianto mengalami pelemahan elektabilitasnya. Dari 18,3 persen menjadi 16,3 persen di periode yang sama.
"Sementara suara Anies relatif stagnan, bergerak dari 10,7 persen menjadi 9,8 persen," tuturnya.
Untuk diketahui, survei ini dilakukan pada 11 sampai 14 April 2023. Target populasi survei ini adalah warga negara Indonesia yang berusia 17 Tahun ke atas atau sudah menikah dan memiliki telpon atau cellphone.
Pemilihan sampel dilakukan melalui metode random digit dialing (RDD). RDD adalah teknik memilih sampel melalui proses pembangkitan nomor telepon secara acak. Dengan teknik RRD sampel sebanyak 1216 responden dipilih melalui nomor telepon secara acak, validasi, dan screening.
Margin of error survei diperkirakan ±2.9% pada tingkat kepercayaan 95%, asumsi simple random sampling.