Sementara itu, Jokowi juga merestui capres dari koalisi besar yang mengarah ke Prabowo Subianto. Menurutnya, jika restu sudah didapatkan Prabowo, wakilnya bisa saja jatuh pada KIB.
Oleh karena itu, masuknya PDIP dalam wacana koalisi besar ini dinilai bisa mempersulit konsolidasi partai jika partai itu mendorong capres koalisi besar dari kadernya sendiri.
"PDIP tentu akan meminta jatah capres atau cawapres, sementara koalisi besar kemungkinan akan mengusung Prabowo-Airlangga. Posisi capres akan sulit didapatkan PDIP karena sudah jatahnya Prabowo atau Airlangga untuk maju," pungkasnya.
Disclaimer: Artikel ini merupakan kerja sama Suara.com dengan Warta Ekonomi. Hal yang terkait dengan keseluruhan isi artikel menjadi tanggung jawab Warta Ekonomi.