Jokowi Masih Ragu Sebagai King Maker hingga Penentuan Capres-cawapres Jadi Alasan Koalisi Besar Sulit Terwujud

Jum'at, 14 April 2023 | 21:39 WIB
Jokowi Masih Ragu Sebagai King Maker hingga Penentuan Capres-cawapres Jadi Alasan Koalisi Besar Sulit Terwujud
Jokowi bersama para ketum parpol koalisi pemerinta terkait Koalisi Besar. (Humas DPP PAN)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pengamat politik Ray Rangkuti menilai Koalisi Besar diragukan bisa terwujud di Pilpres 2024. Faktor utamanya karena tergantung dari komposisi penentuan pasangan calon presiden dan calon wakil presiden.

"Saya sih sebetulnya nggak terlalu yakin bahwa koalisi ini akan benar-benar terwujud gitu," kata Ray dalam diskusi bertajuk 'Koalisi Besar Untuk Siapa?' yang digelar di Kawasan Jakarta Selatan, Jumat (14/4/2023).

Direktur Eksekutif Lingkar Madani Indonesia itu menilai untuk terbentuknya Koalisi Besar ini ditentukan oleh berbagai macam faktor. Pertama yakni tergantung dengan komposisi penentuan capres-cawapres.

"Faktor pertama adalah, sejauh mana komposisi capres cawapres yang akan yang diusung oleh mereka. Bagi saya yang penting dilihat koalisi atau tidak berkoalisi itu dari situ ketemunya di capres-cawapres," tuturnya.

Baca Juga: Lupa Anak? Presiden Jokowi 'Ogah' Follow Medsos Kaesang Pangarep

"Kalau capresnya nggak ketemu atau cawapres nggak ketemu ya bubar mereka," sambungnya.

Kemudian, faktor lainnya, kata Ray yakni Partai Golkar yang masih terkesan berat hati bergabung dengan Koalisi Besar. Pasalnya Golkar dinilai akan kehilangan magnet politik sebagai leader dalam koalisi. Posisi tersebut akan diambil oleh Gerindra jika Koalisi Besar terbentuk.

"Nah sekarang kan itu tenggelam (Golkar), tenggelam karena yang menguat itu adalah Gerindra dengan Prabowo. Kalau Prabowo jadi presidennya, Gerindra dapet dobel tuh, dobel pertama capresnya Prabowo, kedua mungkin efek elektoralnya akan jelas ke Gerindra," tuturnya.

Lebih lanjut, Ray meyampaikan, faktor lain Koalisi Besar diragukan dapat terwujud karena Presiden Jokowi sebagai King Maker kelihatan masih ragu mengusung calon presidennya antara Prabowo atau Ganjar Pranowo.

"Saya lihat juga Jokowi masih ragu-ragu nih, mau nyalonin Ganjar atau nyalonin Prabowo? Dua-duanya kan sedang dipromosikan. Kalau dalam satu minggu terakhir ini pak Prabowo yang terus ditempel oleh pak Jokowi nah kemarin pak Ganjar yang seharian ditempel oleh pak Jokowi," tuturnya.

Baca Juga: CEK FAKTA: Jokowi Perintahkan Kapolri untuk Penjarakan Ganjar

"Jadi Keliatannya Jokowi nggak mau di antara salah satu dua tokoh ini menonjol terlalu tinggi terlalu jauh jadi tetap dibuat seimbang," sambungnya.

Kata Prabowo

Sebelumnya, Ketua Umum DPP Partai Gerindra Prabowo Subianto, menegaskan jika penentuan soal pasangan calon presiden dan calon wakil presiden dalam Koalisi Besar tidak akan berlangsung alot. Sekalipun PDI Perjuangan (PDIP) nanti bergabung meminta kursi capres.

"Saya sama teman-teman di PDIP juga saya kira ya ndak seseram yang kalian berharap mungkin haha," kata Prabowo ditemui di Kertanegara 4, Jakarta Selatan, Rabu (5/4/2023).

Prabowo mengatakan, bahwa dirinya dengan tokoh-tokoh partai politik lainnya yang akan menginisiasi Koalisi Besar memiliki hubungan yang baik dan saling bersahabat. Untuk itu, ia merasa penentuan capres-cawapres tak akan berlangsung alot.

"Sebagai contoh, hubungan saya dengan pak Zul Hasan, pak Airlangga baik, pak Mardiono baik, pak Muhaimin apa lagi. jadi kalo saya kok tidak merasa akan alot ya," tuturnya.

Lebih lanjut, Prabowo merasa jika hanya pengamat saja yang berpikiran jika penentuan capres-cawapres akan berlangsung alot. Sementara dirinya masih yakin semua akan berjalan lancar.

"Saya nggak tahu. Mungkin pengamat lebih pintar dari saya haha," tuturnya.

"Saya nggak merasa alot, saya merasa ini kawan semua, kita merah putih semua, iya kan. Kita gak usah diragukan lagi mereka, benar nggak," sambungnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI