Suara.com - Wakil Ketua Umum DPP PAN, Viva Yoga, menegaskan, alasan Koalisi Besar belum dideklarasikan bukan menunggu partai politik tertentu termasuk PDIP bergabung. Tapi menurutnya, Koalisi Besar hanya menunggu lebih banyak titik temu sebelum diresmikan.
"Tidak menunggu siapa-siapa tapi menunggu lebih banyak lagi titik temu di antara lima parpol," kata Viva kepada wartawan dikutip Jumat (14/4/2023).
Titik temu yang dimaksud, kata dia, yakni untuk menyamakan frekuensi dan menyamakan persepsi. Terlebih masing-masing partai masih memiliki kepentingan, misalnya soal capres-cawapres.
"Dan nanti hasilnya pasangan calon yang akan kami usung adalah merupakan paslon yang secara kolektif hasil keputusan secara bersama," tuturnya.
Baca Juga: PPP Sebut Koalisi Besar Masih Sebatas Tahap Pembicaraan
Lebih lanjut, Viva mengatakan, PAN meyakini meski masing-masing partai masih punya kepentingannya sendiri, namun hal tersebut bisa diselesaikan lewat diskusi.
"Tapi bagi PAN meyakini kalau kepentingan subjektif parpol ditaruh di meja perundingan, saya rasa akan ada jalan tengah titik temu, sehingga proses penentuan calon bisa kolektif kolegial secara mufakat, tidak voting," pungkasnya.
Alot Jika PDIP Bergabung
PDIP diragukan bakal mau bergabung dengan Koalisi Besar yang wacananya muncul usai lima partai pro pemerintah ngumpul di Kantor DPP PAN beberapa waktu lalu. Tanggapan itu disampaikan analis politik dari Universitas Andalas, Asrinaldi.
Munurutnya, justru PDIP akan menarik partai-partai dalam Koalisi Besar itu untuk membentuk koalisi baru untuk usung capres-cawapres bersama. Sebab, jika PDIP bergabung dalam Koalisi Besar tersebut maka soal perundingan capres-cawapres akan menjadi alot.
Baca Juga: Ada Tiga Skema yang Bisa Jadi Pilihan, PDIP Siap Hadapi Pilpres 2024
"Jelas (pembahasan capres-cawapres akan alot jika PDIP gabung Koalisi Besar), tapi saya ragu PDIP mau bergabung dengan koalisi besar ini. Malah menurut perkiraan saya, PDIP akan menarik partai politik yang ada di koalisi besar ini utk bergabung dengan mereka untuk mengusung capres-cawapres bersama PDIP," kata Asrinaldi saat dihubungi, Rabu (5/4/2023).
Ia menyampaikan, soal bergabungnya PDI Perjuangan tentu sangat terbuka bagi Koalisi Besar. Namun yang menjadi pertanyaan apakah PDIP yang akan memegang kendali pencalonan.
"Ini yang jadi masalahnya. Tentu partai politik di koalisi besar sudah memiliki skenario politik terkait Presiden dan Wapres. Sulit bagi mereka tiba-tiba menerima PDIP dan langsung memegang kendali koalisi ini untuk menentukan siapa capres/cawapres," tuturnya.
"Di sisi lain, PDIP juga tidak akan mudah menerima kalau mereka hanya sebagai pelengkap dari koalisi ini. Sementara, PDIP juga berpotensi mengusung calon presiden/wapres sendiri. Kalau posisi PDIP hanya pelengkap dalam koalisi besar ini, tentu mereka akan bergerak sendiri dalam mengusung capres-cawapres," sambungnya.
Kendati begitu, Asrinaldi mengaku belum melihat adanya gelagat PDIP menanggapi serius adanya Koalisi Besar tersebut. Menurutnya, sikap PDIP akan terliht dalam beberapa waktu ke depan.
"Partai politik lain kan sadar dengan kekuatan besar PDI P dalam Pemilu. Masalahnya PDIP belum menanggapi serius mengenai koalisi ini dg partai lain. Barangkali dlm beberapa waktu ke depan PDI P alan aktif melobi partai lain untuk bergabung seperti Gerindra, PKB dan bukan tidak mungkin Golkar," pungkasnya.